Pengganti Setya Novanto Diminta Tak Membelot dari Jokowi
VIVA – Kursi Ketua Umum Partai Golkar akan diperebutkan lagi setelah ditahannya Setya Novanto oleh KPK sebagai tersangka kasus korupsi proyek e-KTP. Anggota Dewan Kehormatan Partai Golkar, Ginandjar Kartasasmita, menyampaikan bahwa pergantian pucuk pimpinan parpol ini harus memperhatikan berbagai aspek.
Aspek itu adalah prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela (PDLT). "Harus dijamin betul orang itu harus PDLT. Harus ada rekam jejak di partai," kata Ginandjar di Kantor PMI Jakarta, Senin 20 November 2017.
Bagi Ginandjar, rekam jejak bagi posisi ketua umum penting demi organisasi partai sebesar Golkar.
Sejumlah keputusan penting Golkar, yang salah satunya mendukung Jokowi sebagai calon Presiden untuk Pemilu 2019, harus dikawal Ketua Umum Baru.
Hal itu sesuai keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), Juli 2016 silam, yang telah menyatakan arah politik partai penguasa di era Orde Baru ini di Pemilu 2019.
"Untuk mendukung Jokowi jadi presiden lagi. Jadi harus konsisten Golkar betul-betul ke sana arahnya, mendukung pemerintahan Jokowi hingga akhir. Juga dalam memilih orang, harus betul-betul diperiksa apakah orang yang akan dipilih akan membawa misi itu," kata dia.
Tapi Ginandjar engggan berkomentar mengenai siapa yang pantas menduduki posisi Ketua Umum.
Ia hanya menyatakan, suksesor Novanto kelak tidak menimbulkan konflik baru terlebih dalam waktu dekat banyak agenda politik penting seperti Pilkada Serentak dan Pemilihan Legislatif.
"Jangan menimbulkan masalah dalam rangka penyelesaian masalah," ujarnya. (ren)