Anton Charliyan dan Cucu Sukarno Hadiri 'Curah Gagasan' PDIP
- VIVA.co.id/Adi Suparman
VIVA – Tujuh figur bakal calon Gubernur Jawa Barat 2018, hadir dalam 'Silaturahim dan Curah Gagasan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat' Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP di Hotel Horizon Kota Bandung Jawa Barat. Ada mantan Kapolda Jabar, Irjen Anton Charliyan, dan Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar.
Selain itu, tokoh lain yang hadir adalah Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi, Bupati Majalengka Sutrisno, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa, politikus PDIP yang juga cucu Presiden RI ke-1 Sukarno, Puti Soekarno Putri dan Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat Abdi Yuhana. Sementara, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti belum terlihat hadir.
Mantan Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan dalam paparannya menyatakan Jawa Barat sudah saatnya membutuhkan regenerasi pemimpin yang berpengalaman.
"Perlu regenerasi, saya dapat dukungan dari partai dan banyak masyarakat yang meminta," ujar Anton di Hotel Horizon Kota Bandung Jawa Barat, Rabu 25 Oktober 2017.
Menurut dia, perkembangan pembangunan di Jawa Barat sampai saat ini belum memberikan dampak signifikan, bahkan perlu pembenahan. "Saya tawarkan, programmnya itu membangun Jawa Barat yang aman, sejahtera makmur sampai anak cucu. Jawa Barat itu kan punya potensi, dengan program yang ada ternyata hasilnya ini belum maksimal," lanjut mantan Kadiv Humas Polri tersebut.
Anton juga menyinggung masalah kesenjangan di Jawa Barat yang masih perlu perhatian. "Ada analisis kesenjangan yang perlu kita perbaiki, di bidang apa saja? Jawa Barat, masuk daerah termiskin ke tiga, banyak pengangguran, keamanan pun juga sangat rawan," ujarnya.
Kemudian, ia menambahkan, pengalamannya sebagai Kapolda Jawa Barat dari 12 Desember 2016 sampai dengan 25 Agustus 2017, menjadi dasar memahami permasalahan Jawa Barat.
"Tidak ada manusia yang sempurna. Tapi itu salahsatu modal awal yang saya andalkan. Karena Jawa Barat saat ini perlu pemimpin yang mampu menjaga stabilitas, terutama intoleran, terorisme, radikalisme. Harus komprehensif integral," katanya. (ren)