Kata Pribumi di Pidato Anies

JK Minta Jangan Cuma Lihat Satu Kata, Tapi Keseluruhan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau warganet atau masyarakat yang aktif berinteraksi di media sosial untuk lebih cermat dalam menyikapi suatu informasi. Imbauan, terkait kegaduhan yang terjadi akibat pidato Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang sempat menggunakan kata 'pribumi' usai ia dilantik pada Senin, 16 Oktober 2017.

Kaleidoskop Pilkada 2024: Gelombang Demo efek DPR vs MK, Anies Gagal Berlayar, PDIP Takluk di Kandang

Menurut JK, warganet sebaiknya senantiasa menyerap informasi secara keseluruhan. Tidak hanya potongan-potongan informasi yang bisa menimbulkan kesalahan persepsi.

"Jangan hanya dilihat satu kata, lihat keseluruhan," ujar JK usai membuka acara World Plantation Conference and Exhibition di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu 18 Oktober 2017.

Anies Baswedan Ucapkan Selamat ke Pramono-Rano: Kemenangan Rakyat Jakarta

Kegaduhan terkait pidato Anies sendiri timbul akibat kata pribumi yang dipersepsikan oleh sebagian pihak sebagai pendikotomian atau pemisahan golongan konstituen yang dilakukan Anies. Sementara, dalam klarifikasinya, Anies menyatakan bahwa kata pribumi yang ia gunakan memiliki konteks kondisi rakyat Jakarta di zaman penjajahan. JK meminta supaya warganet senantiasa menyerap suatu informasi dengan penuh.

"Konteksnya harus dilihat secara keseluruhan," tegas JK.

Respons Clara Shinta usai Dituding Jadi Penyebar Utama Video Gus Miftah, Nama Anies Baswedan Ikut Terseret

Sebelumnya, Anies Baswedan memang berbicara soal pribumi. Tapi bukan berhadap-hadapan dengan non pribumi melainkan kolonialisme. Dia mengingatkan bila bangsa ini sudah lama ditindas oleh kolonialisme.

Berikut ini kutipan dari pidato Anies:

Jakarta adalah satu dari sedikit tempat di Indonesia yang merasakan hadirnya penjajah dalam kehidupan sehari-hari selama berabad-abad lamanya. Rakyat pribumi ditindas dan dikalahkan oleh kolonialisme. Kini telah merdeka, saatnya kita jadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai terjadi di Jakarta ini apa yang dituliskan dalam pepatah Madura, "Itik se atellor, ajam se ngeremme." Itik yang bertelur, ayam yang mengerami. Seseorang yang bekerja keras, hasilnya dinikmati orang lain.

Untuk pidato lengkapnya, silakan klik di tautan ini.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya