Ahmad Doli Klaim Pemecatannya Maladministratif
- www.ahmaddolikurnia.com
VIVA.co.id – Ahmad Doli Kurnia menilai pemecatannya dari Partai Golkar masih tidak jelas, sebab secara administrasi proses pemecatannya masih menimbulkan pertanyaan. Menurut Doli, pemecatan itu hanyalah akal-akalan dari Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham.
"Kalau sudah demikian Idrus Marham lah yang bohong. Pertama soal mereka bilang sudah sesuai dengan prosedur. Saya terima surat peringatan itu tanggal 26 Agustus dan suratnya ditulis 23 Agustus, ditandatangani ditujukan kepada saudara Ahmad Doli Kurnia sebagai anggota partai Golkar," ujarnya saat menghadiri peluncuran Buku Wasatiyyah di Jakarta Convention Center, Senayan, Jumat 8 September 2017.
Isu surat tersebut, kata Doli, panjang lebar menjelaskan hasil rapat pleno DPP Golkar yang menegaskan tetap mendukung Novanto sebagai Ketua Umum dan mendapat dukungan dari dewan partai. Dalam surat itu, Doli mengatakan dia diperingatkan karena dianggap membangkang keputusan pleno yang mendukung Novanto.
“Saya mau klarifikasi, saya ini bukan pengurus pleno yang harus wajib taat. Yang wajib taat keputusan pleno adalah pengurus pleno. Saya sebagai anggota seperti yang ditujukan dalam surat itu, keutamaannya hanya taat dan patuh pada AD/ART dan keputusan Munaslub,” jelasnya.
Dia menyebutkan, yang dilakukan selama ini bersama Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) justru mengejawantahkan hasil Munaslub, yakni Golkar harus menjadi garda terdepan pemberantasan korupsi. Dalam AD/ART pun menurutnya, jika anggota melanggar putusan Munaslub maupun Rapimnas, maka harus dipecat.
“Sekarang siapa yang pantas dipecat? Saya mengamankan putusan Munaslub. Kemudian pemecatan saya diumumkan pada 30 Agustus. Idrus mengatakan bahwa Doli sudah dipecat. Saya menerima suratnya pada 2 September, tertulis dalam surat itu pada 29 Agustus ditandatangani. Jadi, kalau katanya sudah sesuai prosedur, kami tidak pernah dipanggil, tidak pernah diajak dialog,” tuturnya.
Kubunya juga baru menerima surat peringatan satu kali. Padahal, mengacu prosedur dalam partai, seharusnya ada tiga kali peringatan sebelum pemecatan. Dia mengaku mengetahui pada 23 hingga 30 Agustus, partai tidak melakukan rapat apa pun di DPP. Oleh karena itu, dia mempertanyakan, melalui putusan apa sehingga dirinya dipecat.
Untuk itu, Doli menyimpulkan, pemecatannya hanya dilakukan oleh Novanto dan Idrus. Bahkan, kata dia, salah seorang politikus senior Golkar menegaskan dalam setiap rapat pleno tidak pernah membicarakan soal pemecatan Doli, apa lagi membahas terkait GMPG.
“Ini maladministratif dan terlalu dipaksakan oleh Idrus dan Novanto,” ujarnya. (ren)