PDIP: Indonesia Pernah Seperti Myanmar
- REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
VIVA.co.id - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Andreas Hugo Pareira, mengingatkan agar persoalan etnis Rohingya di Myanmar jangan sampai memicu masalah di dalam negeri. Sehingga, jangan sampai Indonesia “mengimpor” masalah.
"Ini yang harus kita jaga. Dan apa yang dilakukan pemerintah sebagai negara yang berdaulat dan mempunyai hubungan baik bilateral maupum dalam kerangka ASEAN, saya kira penyelesaian masalah ini, kita optimis bisa membantu persoalan," kata Andreas di Gedung DPR, Jakarta, Senin 4 September 2017.
Ia berharap kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Myanmar bisa memberikan penjelasan yang akurat pada Indonesia dan pihak lainnya. Sebab, persoalan itu memang masalah dalam negeri, tapi memiliki dimensi internasional yang sangat kuat lantaran menyangkut kemanusiaan dan HAM.
"Kita yakin ini bisa diselesaikan. Kita pun pernah mengalami yang sama. Myanmar kan negara yang baru mengalami proses demokratisasi. Mereka sedang belajar mengakomodir, karena mereka juga negara pluralis," kata Andreas.
Menurutnya, Myanmar dan Indonesia bisa saling belajar berbagi pengalaman soal bagaimana mengakomodir berbagai macam suku. Sehingga Indonesia bisa berkontribusi menyelesaikan persoalan ini dengan dialog.
"Yang paling baik adalah bagaimana melakukan dialog untuk menyelesaikan persoalan. Sehingga persoalan itu tidak menjadi persoalan wilayah bangsa lain," kata Andreas.
Konflik antara aparat Myanmar dengan etnis Rohingya di negara bagian Rakhine kembali terjadi. Konflik itu merenggut banyak korban jiwa. Bahkan banyak warga etnis Rohingya terusir lagi dari tempat bermukim mereka di Rakhine. (ren)