Demokrat: Pertemuan SBY-Mega Ujian Estafet Kepemimpinan 2024
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.
VIVA.co.id – Bertemunya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Sukarnoputri dinilai memberikan komunikasi cair dalam politik nasional. SBY dinilai sudah memberikan contoh sebagai negarawan yang memprioritaskan toleransi dan kebersamaan.
"Bapak SBY telah melampaui ego keinginan sesaat dengan menyapa dan menghormati (datang ke istana) sesuai keinginan semangat bangsa dalam kebhinekaan, toleransi, empati," kata Wakil Sekjen DPP Demokrat Putu Rudana kepada VIVA.co.id, Jumat, 18 Agustus 2017.
Bagi Putu, bertemunya Mega dengan SBY juga mencairkan komunikasi antara dua figur. Pertemuan antara SBY dengan Mega di Istana juga akan memunculkan semangat kebersamaan. Apalagi, tahun depan akan digelar pesta demokrasi Pilkada serentak tahap ketiga.
"Saatnya memang para tokoh dan pimpinan bangsa maju bersama berpikir dan memberikan solusi terbaik dalam kepemimpinan nasional ke depan maupun di daerah," tuturnya.
Kemudian, Demokrat optimis pertemuan antara SBY dengan Megawati memberikan hasil baik untuk kesejahteraan rakyat. Pertemuan ini juga dianggap menjadi suksesi kepemimpinan Indonesia ke depan setelah era Presiden Joko Widodo selesai.
"Ujiannya adalah tahun 2024 di mana estafet kepemimpinan akan dilakukan. Ini suatu hal yang positif ke depan di dalam estafet kepemipinan bangsa," tuturnya.
Seperti diberitakan, SBY dengan Megawati akhirnya bertemu di Istana dalam perayaan HUT RI ke-72. Momen langka dalam politik nasional ini akhirnya terjadi. Saat SBY dua periode menjadi Presiden RI (2004-2014), Megawati tidak pernah hadir mengikuti upacara HUT RI di Istana Merdeka.
Kemudian, sejak Joko Widodo menjadi Presiden RI, dalam dua kali peringatan HUT RI, yakni 2015 dan 2016, Megawati datang namun SBY tidak hadir. Persaingan di Pilpres 2004 diisukan menjadi penyebab merenggangnya komunikasi dua tokoh tersebut.