Titik Soeharto Khawatir Status Setya Novanto Sandera Golkar
- VIVA.co.id/Istimewa
VIVA.co.id – Wakil Ketua Dewan Pakar Golkar Siti Hediati Harijadi alias Titiek Soeharto meminta Ketua DPR Setya Novanto untuk mundur dari posisinya. Ia tak rela Novanto yang terjerat kasus hukum disamakan posisinya dengan Presiden Jokowi dari sisi ketatanegaraan.
"DPR ini kan kedudukannya sejajar dengan presiden, saya rasa saudara sekalian juga tidak ikhlas kalau presiden kita sejajar dengan orang-orang yang bermasalah," kata Titiek di gedung Granadi, Jakarta, Jumat 11 Agustus 2017.
Ia pun berharap agar Novanto bisa berbesar hati dan berkonsentrasi menyelesaikan masalah hukumnya. Sehingga diharapkan bisa mundur dari semua jabatannya baik sebagai ketua DPR maupun ketua umum Golkar.
Apalagi, kebijakan Golkar secara politik yang mendukung Jokowi di Pilpres 2019.
"Apalagi Golkar ini kan diharapkan oleh pemerintah, Pak Presiden 2019 untuk mendukung beliau, ini diharapkan sebagai partai Golkar yang punya suara yang besar," lanjut Titiek.
Menurutnya, kalau saat ini tak cepat mengambil tindakan maka imbasnya terhadap elektabilitas partai berlambang Beringin itu. Status Golkar dipimpin ketua yang bermasalah dikhawatirkan akan memberatkan Golkar.
"Nantinya Golkar yang kita harapkan dengan sekian persen, 2 digit bisa jadi 1 digit. Ini tidak kita inginkan. Juga sebagai ketua DPR," kata Titiek.
Untuk diketahui, KPK menetapkan Ketua DPR Setya Novanto sebagai tersangka dugaan kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) sejak Senin, 17 Juli 2017. Penetapan tersangka terhadap Novanto sudah sesuai prosedur dengan dua alat bukti.
Setya Novanto sendiri sudah membantah terlibat dalam perkara korupsi e-KTP. Mantan Ketua Fraksi Golkar itu membantah menerima aliran dana e-KTP seperti yang disebut dalam berkas dakwaan jaksa penuntut umum KPK terhadap terdakwa Irman dan Sugiharto.
Generasi Muda Golkar temui Titiek Soeharto. Foto: Istimewa