Fahri Hamzah Belum Lihat Sosok Kuat Penantang Jokowi
- VIVA.co.id / Lilis Khalisotussurur
VIVA.co.id – Untuk bisa menyaingi Presiden Joko Widodo, yang diprediksi akan maju lagi dalam Pilpres 2019, harus ada calon yang berani menampilkan ide yang berbeda. Namun, hingga kini, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai belum ada yang bisa melakukan itu.
Fahri mengaku belum melihat sosok yang bisa menampilkan ide-ide baru, yang berbeda dengan Jokowi.
"Tantangannya untuk parpol lain relevan enggak jadi pesaing Pak Jokowi. Bawa ide baru apa? Pak Jokowi sudah kelihatan bangun sana, bangun sini. Sekarang mau datang apa idenya? Kalau tidak kuat ya mendingan Pak Jokowi," kata Fahri usai menghadiri acara akikahan putri Sekjen Golkar Idrus Marham, di Cibubur Jakarta Timur, Minggu 6 Agustus 2017.
Capres di luar Jokowi, menurutnya, harus membawa ide yang kontras. Maka menjadi tugas partai politik yang tidak mendukung Jokowi untuk menampilkan sosok itu dan tentunya membawa ide-ide baru.
Dengan begitu, kata politisi ini, maka harus dimunculkan mulai sekarang agar masyarakat ada pilihan. Dengan begitu, akan ada perdebatan-perdebatan antara pihak yang mendukung Jokowi dengan yang tidak mendukung.
"Saya ingin elit berdebat menunjukkan pandangan yang berbeda. Parpol yang tidak suka dengan Pak Jokowi berbicara tajam, tunjukkan perbedaan dan falsafah pandangan dalam menyelesaikan persoalan," katanya.
Menurutnya, tidak mendukung Jokowi juga harus jelas. Masyarakat juga harus tahu, kenapa partai tak mendukung Jokowi. Sementara yang mendukung, sudah jelas karena merasa pembangunan di era Jokowi menjadi Presiden (2014-2019), terlihat jelas.
Maka, calon lain seperti Prabowo Subianto, dinilai Fahri harusnya mulai muncul dari sekarang dengan menampilkan ide-ide yang berbeda dengan Jokowi. Bukan justru lebih banyak berdiam diri.
“Pak Prabowo harus lebih tajam, dan harus sering tajam. Biar publik bisa lihat bedanya sebab kalau Pak Prabowo ?banyak diam publik akan melihat sama saja. Ini Pak Probowo harus lebih kritik, konstruksi pemikiran harus dibangun, enggak boleh senin-kamis (berkomentar) harus rutin," kata Fahri. (ren)