Idrus Marham: Golkar Lebih Awal Dukung Jokowi
- Raudhatul Zannah
VIVA.co.id - Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Idrus Marham, menghadiri pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Hanura I di The Stone Hotel Kuta, Jumat, 4 Agustus 2017.
Menurut Idrus, ada satu hal yang penting dari Rapimnas Partai Hanura tersebut. Hal itu tak lain dukungan terhadap Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2019.
"Saya ikuti acara Rapimnas Hanura dan salah satu yang penting saya lihat di situ adalah adanya pernyataan politik yang menyatakan mendukung Jokowi capres 2019," kata Idrus di Coffee Bean Beach Walk Kuta.
Ia menilai, saat ini telah ada beberapa partai yang menyatakan dukungan terhadap Jokowi yakni, Partai Golkar, Hanura, Partai Nasdem, PPP, Perindo dan tentu saja PDIP.
"Tetapi dari partai-partai itu yang pasti Partai Golkar yang lebih awal menyatakan dukungan kepada Pak Jokowi selain PDIP sendiri. Kami menyatakan itu pada 17 Juli 2016 pada forum Rapimnas. Sekarang mungkin tinggal PKB dan PAN sebagai partai mitra koalisi pemerintah yang belum menyatakan hal itu," ujar Idrus.
Bagi Golkar, kata Idrus, dukungan terhadap Jokowi sudah final. "Sekarang ini kami tidak lagi bicara dukung mendukung, kami lebih maju satu, dua langkah. Kami saat ini bicara tahapan yang dilakukan untuk memenangkan Jokowi di Pemilu 2019," ujarnya menambahkan.
Ada tiga tahapan yang dilalui oleh Partai Golkar. Pertama adalah memberikan dukungan. Tahap kedua yakni melakukan sosialisasi dari tingkat pusat hingga desa yang hampir usai. Tahap ketiga adalah berkonsentrasi menyukseskan seluruh program Jokowi-JK yang pro rakyat.
"Untuk sosialisasi dapat kita lihat setiap kegiatan Golkar, dari pusat hingga tingkat desa selalu menyertakan kampanye Jokowi sebagai capres 2019. Itu yang kami lakukan dan sudah dilakukan hampir seluruh kader kami di daerah se-Indonesia ini," ujarnya.
Mengenai PKB dan PAN yang belum menyatakan dukungan terhadap Jokowi, meski berstatus sebagai partai mitra koalisi pemerintah, Idrus tak mempersoalkannya. Ia tak mau mencampuri urusan internal partai lain, utamanya PAN yang secara tegas berseberangan dengan partai koalisi saat penentuan presidential threshold beberapa waktu lalu.
"Kami menghargai partai yang ada. Setiap partai memiliki kemandirian dalam mengambil sikap. Kami tidak dalam posisi memengaruhi atau bahkan memprovokasi. Kami mitra terbaik, harmonis dan produktif, maka kebersamaan yang ada kita lanjutkan." (mus)