Komisi I DPR: ASEAN Harus Berbuat Sesuatu Redam ISIS

Militer Filipina berjaga-jaga di kota Marawi pasca penyerangan oleh kelompok teror ISIS.
Sumber :
  • Reuters/Erick de Castro

VIVA.co.id – Aksi kelompok teror pendukung ISIS di kota Marawi, Filipina bagian selatan, diminta menjadi perhatian semua pihak di Tanah Air. Peningkatan pengamanan di seluruh wilayah perairan dekat Filipina harus dilakukan untuk mengantisipasi masuknya kelompok militan pendukung ISIS dari Filipina.

Hal ini disampaikan Anggota Komisi I DPR, Evita Nursanty. Menurut dia, dalam persoalan ini, tak hanya Indonesia namun juga negara lain di kawasan Asia Tenggara harus berbuat sesuatu.

Evita mengkhawatirkan jika Indonesia dan seluruh anggota ASEAN seperti Malaysia tak berbuat sesuatu yang lebih tegas maka eksistensi kelompok teroris akan semakin kuat. Karena itu, menurutnya tawaran yang sudah disampaikan pemerintah Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya untuk membantu Filipina harus direspons positif.

Pelaku Perencanaan Pembunuhan di Konser Taylor Swift di Wina Ditangkap, CIA: Ada Indikasi ISIS

"Kejadian di Marawi akan sangat menentukan bagi masa depan terorisme di Asia Tenggara dan kontribusi Indonesia dan Malaysia dalam menghadapi isu terorisme ini sangat penting. Dalam kondisi darurat militer, teroris terdesak dan butuh logistik dan juga lalu-lintas teroris yang masuk dan keluar. Ini harus diwaspadai," ujar Evita dalam keterangannya, Sabtu, 10 Juni 2017.

Evita menambahkan, dukungan terbaik saat ini menjaga teritorial Indonesia dan Malaysia  agar tidak digunakan oleh teroris untuk lalu lintas logistik maupun manusia. Salah satu upaya dengan kegiatan patroli dengan kekuatan lengkap harus makin ditingkatkan.

CIA Gagalkan Serangan Teroris di Konser Taylor Swift, Puluhan Ribu Nyawa Selamat

"Kita lihat perairan kita itu sangat luas dan hampir tidak bisa kita awasi. Harus dicari jalur tikus mana mereka kok bisa sampai Marawi, begitu juga bagaimana kelompok-kelompok ini kok bisa sampai ke Indonesia," kata politikus PDIP tersebut.

Kemudian, Evita memetakan perairan di sejumlah provinsi di bagian Utara Indonesia yang rawan dalam penyusupan teroris. Ia menyebut dari Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah hingga Maluku Utara masih rawan sehingga diperlukan penanganan khusus, dan kerja sama lintas-kekuatan dan sektor dengan melibatkan masyarakat.

Selain itu, dia juga mengingatkan agar kewaspadaan terhadap ISIS atau kelompok teroris lainnya juga diaktifkan di semua provinsi di Indonesia. Apalagi ada indikasi yang menyebut penyebaran sel-sel ISIS dari di 5 provinsi seperti Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.

"Bahaya ini sudah ada di depan mata dan ini bukan main-main karena selama ini mereka seperti mendapat angin. Ini bukan hanya pekerjaan Polri, BIN, TNI, BNPT tapi termasuk juga Pemda, organisasi-organisasi masyarakat dan organisasi profesi di semua sektor," tuturnya. (ren)

Ilustrasi penangkapan terduga teroris

2 Teroris Jamaah Ansharut Daulah Dicokok di Bima, Begini Perannya

Densus 88 mencokok dua terduga teroris yang berperan sebagai tenaga pendidik dari jaringan Anshor Daulah di Bima, NTT

img_title
VIVA.co.id
7 September 2024