Gerindra: Polisi ke Mana Waktu Ada 'Persekusi' Fahri Hamzah

Pembina ACTA, Habiburokhman
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Politisi Gerindra Habiburokhman heran dengan isu persekusi yang marak terjadi belakangan ini. Ia bingung dengan aparat hukum yang bertindak seperti pilih kasih dalam menangani polemik ini.

Seru! Hasan Basri Singgung Aparat Negara Cawe-cawe Untungkan Bobby Nasution: Jadi Aja Timses

Habiburokhman mempertanyakan kinerja aparat saat Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah diusir massa dengan membawa senjata tajam. Saat itu, Fahri melakukan kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara, 13 Mei 2017.

"Bagaimana itu membawa golok, senjata tajam sampai ke bandara. Bagaimana, ke mana polisi waktu kejadian Fahri? Kok yang kejadian pelaku Cipinang Muara langsung ditangkap, dipamerin dengan tangan diborgol," kata Habiburokhman saat dihubungi, Senin, 5 Juni 2017.

Masuk Perangkap, Pasutri di Sumsel Tertangkap Tangan usai Jual Sabu ke Polisi

Menurut dia, jika mau adil, polisi harus mengusut juga pengusiran Fahri Hamzah di Manado yang masuk kategori kriminal. Sementara, ia tak setuju jika yang terjadi di Cipinang Muara, Jakarta Timur merupakan masuk kategori persekusi.

Bagi dia, kejadian kekerasan terhadap anak di Cipinang Muara merupakan tindakan pidana biasa. Begitupun dengan kejadian kriminal terhadap Fahri Hamzah yang menurutnya sudah dibatas kewajaran.

Terungkap Motif Pembunuhan Wanita Terbungkus Kasur di Tangerang

"Secara substansi itu jelas pidana, ada pelanggaran hukum dengan membawa senjata tajam. Tapi, harusnya polisi adil, tegak lurus. Jangan gerak cepat hanya kejadian di Padang dan Cipinang, tapi coba usut kejadian yang dialami Fahri," tutur Ketua DPP Gerindra bidang advokasi tersebut.

Kemudian, ia pun menyoroti istilah persekusi yang marak digunakan. Secara pribadi, kejadian di Cipinang Muara dan intimidasi terhadap dokter Fiera Lovita dinilainya bukan kategori persekusi.

"Secara formal, persekusi itu dalam ratifikasi statuta Roma. Di situ persekusi tergolong kejahatan terhadap kemanusiaan. Polisi harus hati-hati gunakan, ngomong, istilah ini," sebutnya.

Seperti diberitakan, tindakan yang diduga persekusi dialami dokter Fiera Lovita asal Solok, Sumetara Barat. Fiera merasa diintimidasi berupa teror oleh sekelompok orang dari ormas tertentu. Hal ini imbas dari pernyataan Fiera yang dianggap menyudutkan tokoh tertentu.

Selain itu, seorang anak juga menjadi korban teror dan intimidasi yang diduga sekelompok orang di Cipinang Muara, Jakarta Timur. Beredar sebuah video di media sosial seorang anak dikelilingi pria dewasa yang merupakan sekelompok orang tertentu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya