Golkar Atur Strategi Jelang Pilkada dan Pemilu 2019
VIVA.co.id – Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 sudah di depan mata. Partai Golkar melakukan ancang-ancang untuk memenangi kedua pertarungan itu.
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menyatakan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 semakin dekat. Oleh karena itu, partainya menggelar Rapat Pimpinan Nasional atau Rapimnas di Balikpapan, Kalimantan Timur. "Bagaimana strategi yang diusulkan oleh DPD I supaya bisa di 2018 itu menang 60 persen, dan program-program strategi untuk memenangi pemilihan presiden dan legislatif 2019," kata Novanto.
Sejauh ini, Novanto mengatakan, Golkar sudah meraih hasil bagus di Pilkada Serentak 2017 yang lalu yakni sebesar 58 persen. Meskipun demikian, mereka tetap butuh masukan dari pengurus daerah khususnya DPD I. "Kami lakukan evaluasi strategi. Strategi ini tentu kami bicarakan bersama dengan seluruh DPD I seluruh Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Lingkaran Survei Indonesia mengakui Partai Golkar menjadi partai yang banyak memenangi Pilkada 2017 yaitu 54 daerah atau 54 persen. Sementara itu, posisi di bawah Golkar ada Nasdem 47 daerah (47 persen), Demokrat 45 daerah (45 persen), PDIP 45 daerah (45 persen), dan Gerindra 40 daerah (40 persen). "Hitungan internal Golkar 58 persen," ujar peneliti LSI, Adjie Alfaraby.
Meski demikian, Adjie mengingatkan Golkar juga memiliki bad news yaitu pada Pilkada DKI, mereka mengalami kekalahan. Di sana, Golkar mengusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. "Pilkada Jakarta merupakan 'ibu' semua pilkada. Menjadi sorotan media dan publik secara nasional," kata dia.
Kekalahan itu juga dianggap berpengaruh oleh sebagian pemilih Golkar. Mereka yang berpendapat seperti itu mencapai 23,8 persen. Sementara itu, yang tidak sependapat sebanyak 40,2 persen.
Selain itu, tren elektabilitas Golkar turun. Pada Maret 2016, elektabilitas mereka mencapai 12,2 persen. Kemudian, Oktober 2016 sebesar 15,6 persen, dan Mei 2017 mencapai 13,5 persen.