Cerita Luhut Lihat Bapaknya Dibunuh PKI
- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id – Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku memiliki pengalaman kelam soal Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Saya pengalaman, (saya pernah) lihat Bapak saya dibunuh PKI," katanya di hadapan ratusan kader Partai Golkar di Balikpapan, Minggu, 21 Mei 2017.
Karena itu, Luhut yang hadir dalam acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar di Kalimantan Timur itu, tak menerima ketika dirinya justru dituduh pro-PKI. Dia menegaskan bahwa tuduhan itu sama sekali tidak berdasar.
"Saya ikut menumpas PKI tahun 65. Apa kepentingan saya pro-PKI? Ini kampungan menurut saya, kampungan," kata Luhut.
Bahkan, Luhut membandingkan cerita hidupnya dengan koleganya Agus Widjojo, putra salah satu korban Gerakan 30 September 1965, Sutoyo Siswomiharjo, yang kini menjabat sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional.
"Agus Wijodjo (meskipun ayahnya menjadi salah satu korban tewas), dia belum pernah ngalami, lihat bapaknya dibunuh PKI," kata dia.
Harus Rasional
Atas itu, Luhut menyampaikan Partai Golkar dalam bersikap harus dewasa, rasional dan berdasarkan data yang akurat. Mereka tidak boleh percaya terhadap isu atau tuduhan yang tidak berdasar pada fakta atau kebenaran.
"Pak ini komunis, komunis yang mana? Enggaklah. Teman-teman Golkar harus satu padukan, perkuat Indonesia," kata Luhut.
Luhut menuturkan pihaknya sudah mengirim tim untuk melakukan kroscek mengenai adanya isu komunis. Hasilnya, kabar tersebut ternyata palsu.
"Itu tadi diciptakan seolah ada," ujarnya.
Luhut menegaskan apa yang dia sampaikan benar. Dia meyakinkan bahwa tidak mungkin dirinya melacurkan profesionalisme hanya untuk membela seseorang.
"Apa yang mau saya cari? Saya tidak ingin melacurkan reputasi saya. Sehingga anak cucu saya tidak melihat kakeknya melacurkan reputasinya. Saya anggota Golkar juga. Tidak mungkin melacurkan profesionalisme saya," katanya.
Meskipun demikian, Luhut mengakui jika ideologi itu masih ada. Tapi, perkembangan di Indonesia tidak ada.
"Sekarang saya balik, kalau Anda punya data, walaupun saya (Menko) Maritim tapi saya pastikan saya sampaikan (ke Menkopolhukam atau pejabat terkait)," katanya.
Dia menegaskan saat ini tidak ada komunis di Indonesia. Selain itu, adanya orang dengan baju komunis hanyalah rekayasa foto.
"Golkar harus punya sikap. Saya masih wakil Golkar. Saya jelek-jelek masih Golkar. Tapi jangan ngomong doang. Anda jangan ikut nyebar (kabar bohong). Kami bertindak kalau benar ada. BIN, TNI, saya bilang ke Panglima," tuturnya. (one)