Aparat Diminta Telusuri Aktor Gerakan Minahasa Merdeka
- VIVA/Agustinus Hari
VIVA.co.id – Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais menilai pernyataan Minahasa Merdeka adalah masalah serius. Apalagi jika hal ini dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi seperti demontrasi pro Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Mestinya ditelusuri oleh aparat penegak hukum maupun intelijen, siapa aktor di balik ini. Yang menggunakan momentum ini untuk berbuat makar terhadap negara dengan memisahkan diri dari Indonesia," kata Hanafi, Senayan, Jakarta, Selasa, 16 Mei 2017.
Menurut politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini, isu kemerdekaan tidak bisa dianggap remeh. Karena menurutnya hal ini bisa memicu gerakan di daerah lain.
"Jangan dianggap angin lalu, karena potensi separatisme muncul dari yang kecil-kecil semacam itu," ujar Hanafi.
Hanafi mengatakan momentum seperti ini bisa dimanfaatkan oleh pihak yang ingin mendorong konflik horizontal. Dia juga meminta demo pro Ahok dihentikan saja agar tidak ditunggangi pihak yang ingin konflik horizontal.
"Siapa pun di Minahasa atau daerah lain, sudah hentikan saja segala bentuk protes-protes terhadap keputusan Ahok, terima secara baik-baik daripada nanti ditunggangi kelompok-kelompok yang menginginkan konflik horizontal berbasis identitas," kata Hanafi.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR Arsul Sani menilai munculnya gerakan tersebut baru sebatas spontanitas sekelompok orang. Sehingga penegak hukum diminta tidak langsung memproses hukum mereka.
"Minahasa merdeka itu saya melihatnya begini, itu kan baru ekspresi masyarakat. Tidak usah juga yang seperti-seperti itu kemudian langsung diproses hukum," kata Arsul di Gedung DPR.
Sebaliknya, Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menyarankan kepolisian menggunakan pendekatan yang lebih lunak. Hal itulah yang sebaiknya dilakukan terhadap tersangka makar lain yang pernah ditangkap polisi.
"Yang seperti itu kita dekati secara persuasif," ujar Arsul.
Pemerintah juga, katanya, harus mendekati warga yang coba melakukan gerakan seperti itu secara persuasif. Masyarakat harus diberi pendidikan yang baik soal ini.
"Ya persuasif lah, itu kan rakyat kita. Rakyat kita itu ya harus diberi pengertian terus-menerus lah," kata Arsul. (ase)