Usai Reses, DPR Panggil Menkumham Bahas Pengelolaan Lapas
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id – Dewan Perwakilan Rakyat akan memanggil Menkumham Yasonna Laoly usai masa reses, pekan depan. Komisi III DPR akan menggelar rapat kerja dengan agenda utama meminta penjelasan Menkumham terkait ratusan tahanan yang kabur dari rumah tahanan Pekanbaru, Riau.
"Ya, akan kami panggil usai reses. Kami ingin minta penjelasan Menkumham. Karena ini berulang kali, dan terparah di Pekanbaru," kata Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo dalam pesan singkatnya, Minggu, 7 Mei 2017.
Dijelaskan dia, kinerja Kemenkumham dinilai buruk dalam pengelolaan lembaga pemasyarakatan. Sejak awal 2017, sudah berulangkali kerusuhan terjadi di lapas. Kejadian ratusan tahanan yang sempat kabur dari rutan Pekanbaru, Jumat, 5 Mei 2017 merupakan puncak kasus kerusuhan.
"Kerusuhan di dalam lapas terjadi beruntun sejak Januari 2017 dan memuncak pada kasus kerusuhan serta kabarnya sejumlah tahanan dari Lapas Sialang, Bungkuk, Pekanbaru," jelas Bambang.
Menurut dia, sehari sebelumnya, kerusuhan juga terjadi di Napas Bentirung, Bengkulu, Kamis, 4 Mei 2017 karena ratusan narapidana terlibat bentrok fisik di dalam blok tindak pidana narkoba. Begitupun, kerusuhan di Lapas Jambi, pada 2 Maret 2017.
"Komisi III DPR prihatin karena setiap ada kerusuhan di lapas, Kemenkumham hanya bisa mengeluh dan mengeluh tanpa memberikan solusi," lanjut politisi Golkar tersebut.
Keluhan yang kerap disampaikan Menkumham Yasonna Laoly terkait kapasitas berlebihan di lapas. Padahal, kelebihan kapasitas adalah masalah klasik atau isu lama yang sering dipersoalkan.
Sebagai regulator, seharusnya Kementerian Hukum dan HAM bisa menawarkan program pembenahan fungsi lapas.
"Kemenkumham sudah berperilaku tidak etis karena terus menerus mengeluh. Kemenkumham diminta berhenti mengeluh, dan mulailah bekerja membenahi lapas," tutur Bambang.
Seperti diberitakan, 448 tahanan kabur dari Rutan Pekanbaru, Jumat, 5 Mei 2017. Dari jumlah tersebut, 274 tahanan sudah ditangkap dan beberapa ada yang menyerahkan diri. Aparat gabungan masih memburu 174 tahanan yang kabur.