Sekjen PPP Anggap Pemecatan Romi Lelucon
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan hasil Muktamar Pondok Gede, Jakarta, Arsul Sani, menanggapi manuver Djan Faridz yang memecat Muhammad Romahurmuziy atau Romi. Romi merupakan Ketua Umum PPP versi Pondok Gede yang kepengurusannya disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sedangkan Djan Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta.
"Kami menanggapinya dengan senyuman saja sebagai lelucon di malam Jumat," kata Arsul kepada VIVA.co.id, Jumat, 24 Maret 2017.
Arsul menegaskan mereka tidak menanggapi langkah Djan itu dengan kemarahan atau balik memecat. Dia tahu bahwa mantan Menteri Perumahan Rakyat dan kepengurusannya itu tidak punya legalitas hukum.
"Wong dilakukan oleh DF itu tidak memiliki implikasi yuridis apapun berhubung DF tidak memiliki legalitas kepengurusan parpol sesuai dengan Pasal 23 UU Parpol," kata dia.
Â
Saat ditanya apakah pemecatan itu akan memperkeruh konflik internal di partainya, Arsul menjawab tidak. Alasannya karena PPP-nya Djan Faridz itu hanya ramai di media tapi tidak punya struktur sampai ke bawah.
"Dan juga ditolak oleh akar rumput," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz, memberhentikan Ketua Umum PPP hasil Muktamar Pondok Gede, Romahurmuziy, dari keanggotaan PPP.
Keputusan itu diambil setelah Djan bersama fungsionaris PPP kubunya, memutuskan Romi tak memiliki iktikad meluruskan permasalahan terkait kepengurusan. Menurut Djan, Romi berkali-kali tak memenuhi undangan pertemuan guna menyelesaikan masalah.
Djan mengatakan, surat pemberhentian Romi akan dilayangkan kepada yang bersangkutan pada Jumat, 24 Maret 2017. Selain itu dia menegaskan, karena sudah tidak lagi menjadi kader, Romi dilarang melibatkan PPP dalam keputusan pribadinya. (one)