Yusril Serukan Muslim Pilih Partai Islam
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, menyerukan umat muslim di Indonesia mendukung kekuatan politik Islam, agar turut menentukan kebijakan-kebijakan politik Tanah Air. Dengan begitu, kepentingan-kepentingan umat bisa diperjuangkan oleh kekuatan politik yang berlandaskan Islam tersebut.
"Caranya adalah mendukung partai-partai Islam dalam pemilihan legislatif, pilkada dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden," jelas Yusril, dalam siaran persnya, Rabu 15 Maret 2017.
Yusril menyoroti aksi-aksi damai umat Islam, seperti pada 4 November 2016 (411) dan 2 Desember 2016 (212) yang mengumpulkan jutaan umat. Menurut dia, aksi-aksi damai seperti itu maupun gelaran zikir, tidak cukup jika tidak diiringi langkah nyata untuk membangun politik Islam di Indonesia.
"Adalah kontradiksi, jika umat Islam menjalankan ibadah menurut tuntunan Islam, namun dalam politik mendukung kekuatan politik sekuler, yang tak jarang bukan hanya tidak simpatik kepada Islam dan umatnya, tetapi juga bersifat anti Islam," jelas Yusril.
Mantan Menteri Kehakiman ini menegaskan kekuatan politik Islam wajib untuk didukung. Yakni dengan kekuatan politik yang moderat, yang menurut dia menempatkan umat pada posisi ummatan wasatan.
"Bukan kekuatan ekstrim apa lagi yang bersifat intoleran terhadap perbedaan. Kekuatan Islam moderat ini menjunjung tinggi asas-asas Islam, etika dan moralitas Islam yang bertumpu pada prinsip keadilan bagi semua," katanya.
Pemerintah Tidak Simpati
Contoh nyata ketidakberpihakan pada Islam, terlihat dalam tiga tahun terakhir ini. Kebebasan tercipta, dan banyak yang merendahkan Islam dalam berbagai media. Tapi justru Yusril melihat, tidak ada tindakan apa-apa dari pemerintah itu sendiri.
"Pemerintahan yang tidak simpati kepada Islam, jangan diharapkan akan bersikap adil dan mengayomi Islam dan umatnya," katanya.
PBB yang berazaskan Islam, menurutnya, tidak bisa berbuat apa-apa karena dukungan politik lemah. Sebab, dua kali pemilu ini, partai itu tidak mendapat suara signifikan untuk menempatkan wakilnya di legislatif maupun eksekutif.
Yusril mengakui Pemilu 2019 menjadi target agar kekuatan politik Islam bisa masuk. Ia mengaku, kini tengah membenahi PBB, yang dinilai sebagai Masyumi baru.
"Kalau kekuatan politik Islam semuanya tenggelam, benteng kita untuk menjaga Islam dan juga menjaga Negara Kesatuan RI akan pupuslah sudah. Kami PBB, kami Islam dan kami Nasionalis. Kami cinta agama kami dan kami cinta kepada bangsa dan negara kami," tutup dia. (ren)