Pertemuan Jokowi-SBY Dinilai Perkuat Politik Kebangsaan
- ANTARA FOTO/Setpres/Cahyo Bruri Sasmito
VIVA.co.id – Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mendapat sorotan dari berbagai pihak. Namun, pertemuan ini dinilai bisa memberikan penguatan politik bangsa dan kondisi demokrasi yang rasional.
"Intinya politik kebangsaan menguat dan ke depan kita akan menyaksikan persemaian demokrasi yang lebih sejuk dan rasional," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno saat dihubungi VIVA.co.id, Jumat, 10 Maret 2017.
Dia menekankan pertemuan Jokowi-SBY sebagai contoh konsolidasi antar tokoh negara. Sikap ini mesti dilakukan dan didorong untuk kebaikan pemerintahan negara. Apalagi, persoalan bangsa masih terkendala karena adanya politik diskriminasi.
"(Pertemuan ini, red) mampu mengatasi politik sektarian berbasis agama, isu komunisme, SARA, dan lain-lain," lanjut Hendrawan.
Diharapkan, dengan bertemunya Jokowi-SBY ini juga akan membuat politik yang menganut gotong royong. Hal ini sesuai prinsip politik PDI Perjuangan.
"Politik gotong royong akan semakin menemukan formatnya yang pas. Politik kebencian dan intimidasi semakin terpinggirkan," sebut anggota Komisi XI DPR itu.
Terkait pertemuan tersebut yang mengarahkan peta dukungan Pilkada DKI, ia menanggapi secara diplomatis. Sebagai barometer di Pilkada serentak 2017, pemilihan Gubernur DKI merupakan pertaruhan watak dan corak negara.
"Pertarungan di DKI adalah pertaruhan watak dan corak ke Indonesiaan kita yang ideal di masa depan. Ada pertarungan nilai-nilai dasar negara demokrasi," tuturnya.
Seperti diberitakan, Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan SBY di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, kemarin. Ada beberapa perbincangan antara dua tokoh negara ini yang salah satunya terkait pemerintahan negara.