Awasi Berita Hoax, Pemerintah Justru Diminta Koreksi Diri

Warga membubuhkan cap tangan saat aksi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

VIVA.co.id – Maraknya berita hoax di media sosial, membuat pemerintah memperketat pengawasan. Anggota Komisi I DPR Sukamta menilai, sebenarnya berita bohong, alias hoax tidak akan dipercaya, sekiranya pemerintah bisa bekerja dengan baik.  

"Karena itu, pemerintah tidak bisa serta-merta menyalahkan masyarakat, karena maraknya berita hoax tersebut mencerminkan kinerja pemerintah yang kurang berperan baik sebagai sumber informasi," kata Sukamta melalui siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Senin 9 Januari 2017.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini mencontohkan, salah satunya dalam kasus jumlah tenaga kerja asing (TKA) asal China.

"Presiden dan para menteri menyebutkan data yang berlainan satu sama lain," katanya.

Dalam kasus jumlah TKA asal China itu, Sukamta menilai, pemerintah sayangnya tidak bisa satu suara dalam menyampaikan data kebijakan kepada publik.

"Akhirnya, masyarakat bereaksi yang benar siapa ini. Menteri Polhukam, Menaker, Kominfo, Presiden, atau siapa? Akhirnya, ini pasti ada yang bohong di antara empat pihak. Yang benar satu, yang lain bohong," kata dia.

Sukamta melanjutkan, di media sosial marak sebaran hoax biasanya, lantaran rasa penasaran masyarakat atas kebijakan pemerintah yang tidak disosialisasikan dengan komprehensif.

"Kalau masalah hoax ini relatif saja, karena produksi berita bohong potensinya yang terbesar itu pemerintah, bukan masyarakat," ujarnya.

Anies Kaget Dengar Kabar PKS Beri Tenggat Waktu untuk Cari Koalisi Pilgub DKI

Karena itu, Sukamta menyarankan, agar pemerintah sebaiknya memperbaiki sistem dan penyampaian kebijakan sebelum bereaksi atas berita hoax.

"Kalau pemerintah bekerja sangat baik, insya Allah yang hoax itu akan hilang sendiri," ujarnya. (asp)

Anies Bantah Pernyataan PKS Tentang Tenggat 40 Hari Cari Koalisi: Tak Pernah Dibahas
Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia, Arif Nurul Imam

Di Pilkada 2024 PKS Kalah di Basis Massanya Seperti Depok, Penyebabnya Karena Ini?

Salah satu sorotan dari hasil hitung cepat atau quick count, di Pilkada Serentak 2024, adalah Pilkada Jakarta, Pilkada Depok dan Pilkada Jawa Barat. Calon dari PKS kalah.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024