KPU Ungkap Alasan Pilkada Serentak 2017 Dinilai Sepi
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA.co.id – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Juri Ardiantoro menjawab seputar penilaian sejumlah pihak yang menganggap pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pilkada) serentak 2017 sepi, dibanding Pilkada 2015.
"Memang ada kecenderungan saat ini, dengan format kampanye yang baru sejak pilkada serentak 2015, Pilkada cenderung dianggap sepi," ujar Juri di kantor KPU, Plaza Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Selasa 27 Desember 2016.
Lebih detil, Juri pun membeberkan hal-hal yang membuat hingar-bingar pesta demokrasi tahun 2017 tak terasa.
Pertama, kampanye Pilkada serentak lebih panjang, lebih dari tiga bulan. "Jadi kelihatan pasangan calon itu mengatur waktu, sehingga tidak tiap hari kampanye," kata dia.
Kedua, paslon peserta pilkada serentak dalam satu daerah tidak banyak. "Dulu kan ada 5,7,6 pasangan calon. Sekarang rata-rata 2-3 paslon di setiap daerah. 2015 masih mending 3-4 paslon rata-rata," kata Juri.
Ketiga, seluruh alat peraga kampanye pengadaannya disediakan oleh KPU. Sehingga, tiap pasangan calon diberikan alat peraga kampanye yang sama dan adil.
"Jadi bikin spanduk, billboard, dengan uang negara. Kalau sudah pakai uang negara maka dibagi adil kepada setiap paslon. Jadi tidak boleh jor-joran. Walaupun 2017 ada kebijakan tambahan baru, calon boleh menambah alat peraga dari yang sudah disediakan oleh KPU," ungkap Juri.
Keempat, Juri menilai, saat ini pasangan calon sudah memikirkan model kampanye yang berbeda dengan pilkada sebelumnya. Jika dulu, pasangan calon lebih sering mengumbar alat peraga dan iklan. Saat ini, pasangan calon lebih suka jalan-jalan, menemui masyarakat langsung, atau blusukan.
"Yang paling penting calon bisa bebas menyampaikan visi-misi dan programnya. Jadi masyarakat bisa mendapatkan info yang cukup dari pasangan calon," kata dia.