Jimly Sebut Pilkada Kalah dengan Isu Lain
- VIVA.co.id/Purna Karyanto
VIVA.co.id – Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshidiqqie enggan bila pilkada serentak yang akan dilangsungkan di 101 daerah pada Februari 2017, tidak terlalu meriah dibanding pilkada serentak tahun lalu. Menurut Jimly, telah terjadi pergeseran isu pilkada.
"Kaya sekarang, semua orang ribut di seluruh Indonesia, tapi bukan pilkadanya. Ributnya itu soal (dugaan) penistaan terhadap agama. Jadi, itu beralih isunya, bukan pilkadanya. Padahal kita mau pilkadanya itu yang semarak," kata Jimly saat rapat bersama KPU, Bawaslu, dan DKPP di kantor mendagri, Jakarta, Kamis 22 Desember 2016.
Mantan ketua Mahkamah Agung ini menjelaskan, atas kondisi saat ini, sosialisasi pilkada serentak harus terus digalakkan. Upaya ini terkait pendidikan politik di masyarakat.
"Fungsi pendidikan itu masih dibutuhkan untuk meningkatkan partisipasi publik, mengurangi golput, dan orang bergairah mengikuti pilkada," ungkapnya.
Jimly meminta semua pihak untuk terus mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pilkada serentak di 101 daerah. Meskipun ada ketimpangan dalam banyak hal. "Pilkada jangan apatis," tuturnya.
Jimly mengungkapkan, meski pilkada di daerah lain tidak seramai pilkada di DKI, bukan berarti tidak ada laporan pelanggaran. DKPP menerima banyak catatan terkait pelanggaran pilkada.
"Banyak. Ini sudah ada laporan, termasuk dari Dogiai, Jayapura, itu keterlibatan penyelenggara pemilu dengan partai. Begitu ketahuan kami tak bisa biarkan, itu bisa pengaruhi netralitas penyelenggara. Kami beri sanksi berat, yaitu diberhentikan," katanya.