Elektabilitas Ahok Turun, Pendukung Tak Ambil Pusing
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA.co.id – Elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat terus menurun. Kondisi ini terlihat dari hasil riset Lingkaran Survei Indonesia baru-baru ini.
Namun, tim pemenangan Ahok tidak ambil pusing soal temuan ilmiah tersebut. Mereka masih yakin, Ahok-Djarot bakal memenangkan pertarungan di Pilkada DKI Jakarta.
"Saya kira, itu hal yang biasa saja dalam hal survei," kata Ketua DPP Partai Hanura Sarifuddin Sudding, ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 21 November 2016.
Bahkan, menurut Sudding, hasil itu akan dijadikan motivasi tambahan bagi tim untuk bekerja, agar elektablitas Ahok tidak mengalami penurunan lagi.
"Kita, bahkan dalam rapat tim itu sebagai pemantik, pemicu untuk bekerja lebih keras lagi dalam kaitan bagaimana, agar tingkat elektabilitas Pak Ahok itu tetap dipertahankan," ujar Sudding.
Menurut anggota Komisi III DPR ini, tim pemenangan tetap berkonsolidasi hingga ke tingkat bawah. Dukungan masyarakat akan membuat tim sukses menjadi optimistis.
"Dari laporan tim di lapangan, semua tetap optimis. Dari dukungan respons masyarakat yang riil di lapangan, berdasarkan pembagian di wilayah. Kami tim-tim ini tetap berjalan, konsolidasi sampai tingkat bawah, khususnya kepada masyarakat itu," katanya.
Sebelumnya diberitakan, LSI merilis hasil survei terbaru mengenai Pilkada DKI Jakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa elektabilitas Ahok tinggal 10,6 persen.
Sementara itu, kompetiror Ahok, Anies memperoleh 31,90 persen dan Agus dengan 30,90 persen. Sedangkan sebanyak 26,60 persen, belum menentukan pilihan.
Pengumpulan data survei itu berlangsung sejak 31 Oktober hingga 5 November 2016, dengan jumlah responden 440 responden, dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
Survei ini menggunakan metode sampling Multistage random sampling, dengan margin of error plus minus 4,8 persen.
Sedangkan dalam survei LSI yang dirilis 10 November lalu, Ahok-Djarot masih di angka 24,60 persen. Sementara itu, Agus-Sylvi mendapat 20,90 persen, disusul Anies-Sandi yang meraup 20,00 persen. (asp)