Fahri Hamzah: Presiden Katanya Mau Jadi Pendengar yang Baik
- VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur.
VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, masih mempertanyakan alasan Presiden Jokowi tak mau menemui demonstrasi 4 November 2016 lalu. Fahri mengungkit sejumlah pernyataan Jokowi yang saat kampanye ingin menjadi pendengar yang baik.
"Kenapa sih, apa sih masalahnya berhadapan dengan orang-orang ini. Kan orang kalau masuk ke kantor presiden pasti di-screening dan sebagainya. Ada paspampres, pengawalan secret service. Yang ditakuti apa?" Kata Fahri di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu 13 November 2016.
Menurutnya, karena jumlah demonstran yang sangat besar, presiden hanya perlu persiapan ekstra. Sehingga akan lebih baik jika pada demo 25 November mendatang presiden mau menemui para pendemo.
"Apa pandangan resmi presiden yang ingin mereka dengar. Seandainya dilayani baik oleh presiden tanpa curiga bermacam-macam. Tentu ini bisa dilerai, dijinakkan, diturunkan tensinya. Tapi jangankan mau diselesaikan, presiden melakukan tindakan-tindakan simbolik yang membuat mereka kecewa. Jadi presiden tolong hadapi yang begini-begini," kata Fahri.
Ia mempertanyakan kenapa presiden malah menerima para pelawak untuk ditemui. Sementara ketika ada yang datang untuk mengkritik presiden malah dianggap takut untuk ditemui.
"Katanya mau jadi pendengar yang baik waktu kampanye yang sama. Kan kuping yang sama masih nempel di dia jang. Orang mau protes, mau marah pun wajar marah. Kita ini pejabat publik, digaji pakai uang rakyat, jadi dimaki rakyat pun kita harus siap. Kita ini digaji dan hidup dari fasilitas rakyat kok. Jadi jangan istimewakan diri secara berlebihan," kata Fahri.
(ren)