Imparsial Sesalkan Pernyataan SBY Soal Tudingan Intelijen

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Risky Andrianto

VIVA.co.id – Direktur Imparsial, Al Araf menanggapi pernyataan pers Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono  di Cikeas pada Rabu, 2 November 2016 lalu.

Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu-Tempe Semanan Mogok 3 Hari

Dalam konferensi pers "Menyikapi Dinamika Politik Keamanan Jelang Pilkada dan Persoalan Penyebaran Kebencian" Araf menilai, justru SBY jelas menolak adanya intervensi terhadap penegakan hukum.  

"Memang respons Pak SBY kemarin sebenarnya, dalam beberapa hal bisa menjelaskan bahwa Beliau menolak pemaksaan-pemaksaan proses hukum yang dilakukan melalui aksi massa. Artinya tidak boleh proses hukum kalah karena demonstrasi," ujar Al Araf di Jakarta, Kamis 3 November 2016.

Buruh Tangerang Blokade Jalan Raya Serang, Arus Lalu Lintas Dialihkan

Demonstrasi kata Araf, sangat sah dilakukan karena demonstrasi adalah bagian dari kebebasan berekspresi untuk menyampaikan pendapat dan telah diatur oleh konstitusi. Yang tidak diperbolehkan adalah jikalau aksi massa menjadi faktor pendesak proses hukum karena penegakan hukum harus dilakukan dengan independen.

Namun di sisi lain, ketika SBY membahas tentang hal sensitif seperti intelijen yang disebutkan kurang akurat, pemberitahuan soal tuduhan pendanaan, malah dinilai Imparsial, terlalu berlebihan.

Ribuan Buruh Demo Tolak UMK 2022, Akses Menuju Tol Cikupa Dialihkan

"Eggak semua yang disampaikan SBY jelek, ada baiknya juga. Tapi kalau soal intelijen ada baiknya enggak disampaikan kepada publik. Cukup ditanyakan ke Presiden langsung, kan dia mantan Presiden, tidak mungkin tidak punya akses ke Jokowi," ujarnya.

Imparsial berharap SBY sebagai tokoh selayaknya bisa memberikan imbauan bijak sehingga situasi lebih kondusif. Dengan demikian, potensi kekacauan bisa diredam.  

Laporan: Afra Augesti

Protes antiperang terjadi di Moskow Rusia usai Ukraina diinvasi

Ratusan Pengunjuk Rasa Anti-Perang Ditangkap di Seluruh Rusia

Lebih dari 750 orang telah ditangkap di kota-kota di seluruh Rusia, karena memprotes invasi Moskow ke Ukraina, yang sekarang memasuki minggu ketiga.

img_title
VIVA.co.id
14 Maret 2022