Intelijen Presiden Dinilai Tak Mungkin Sembarangan
- Tantowi Yahya
VIVA.co.id – Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyindir intelijen Presiden Jokowi yang dianggap berlebihan dan tidak memberi informasi yang valid. Hal itu lalu menyebabkan suhu politik memanas menjelang 4 November 2016.
Politikus Partai Golkar, Tantowi Yahya menanggapi pernyataan SBY tersebut.
"Mana mungkin intelijen memberikan informasi kepada siapa pun kecuali kepada Presiden, itu kan amanat Undang-undang," kata Tantowi saat dihubungi, Kamis 3 November 2016.
Anggota Komisi I yang komisinya bermitra dengan Badan Intelijen Negara (BIN) ini meyakini, tidak mungkin informasi BIN bisa bocor ke publik.
"Tidak mungkin Presiden membocorkan informasi itu dan tidak mungkin pula informasi itu bocor dari intelijen," ujarnya menambahkan.
Tantowi mengingatkan dalam kondisi seperti ini, banyak pihak yang ingin memanfaatkan kondisi untuk kepentingan masing-masing. Oleh karena itu ia meminta semua pihak bisa cerdas saat menerima informasi.
"Biasalah dalam kondisi seperti ini banyak sekali berita yang bersifat hoax dan berita menyesatkan, berita bersumber tidak jelas, yang akhirnya membuat suasana menjadi ramai," katanya.
Tantowi meminta agar masyarakat tidak terpancing dengan pesan-pesan provokatif menjelang rencana aksi unjuk rasa yang akan berlangsung pada 4 November 2016 mendatang.
"Apakah demo ini benar sebagai mana yang diungkapkan selama ini? Apakah ada agenda atau skenario lain di balik itu? Saya rasa masyarakat sudah banyak tahu tentang apa yang terjadi saat ini tapi tidak mau berkomentar.”
(mus)