Jokowi Diminta Berani Periksa Hendropriyono
- VIVA.co.id/Nuvola Gloria
VIVA.co.id – Wakil Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) bidang Strategi dan Mobilisasi, Puri Kencana Putri menyatakan, sejauh ini KontraS masih meyakini bahwa ada keterlibatan mantan Kepala BIN era Presiden Megawati Soekarnoputri, AM Hendropriyono dalam kasus pembunuhan Munir Said Thalib.
Menurutnya keyakinan itu muncul setelah mendengar pernyataan mantan Ketua Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Mashadi Hanafi yang menyatakan telah merekomendasikan empat nama untuk dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan di antaranya Muchdi PR, Polycarpus dan terakhir Hendropriyono.
"Meskipun mereka menyatakan bahwa penyidik tidak menemukan cukup bukti untuk AM Hendropriyono, ini kan yang harus dibuka ke publik juga, prosesnya ketika itu seperti apa," kata Puri Kencana kepada VIVA.co.id di Kantor KontraS, Jakarta Pusat, 26 Oktober 2016.
Selain itu, lanjutnya, meskipun mantan Presiden SBY dan mantan Mensesneg Sudi Silalahi dalam klarifikasinya kemarin di Cikeas tidak secara eksplisit menjelaskan sejauh mana tim pencari fakta melakukan penyelidikan terhadap AM Hendropriyono, namun SBY dan Sudi Silalahi telah memberikan sinyal positif yang mengarah bahwa penegakan hukum atas kasus kematian Munir belum sepenuhnya selesai.
"SBY dan Sudi Silalahi kemarin mengatakan bahwa masih terbuka pintu untuk mencari bukti baru untuk membuka kasus kematian Almarhum Munir. Nah itu harus dilakukan proses penyelidikannya kembali oleh pemerintahan Jokowi," ujarnya.
Dengan demikian, Puri berharap Presiden Jokowi dapat menemukan dan membuka hasil investigasi yang dilakukan TPF Munir untuk kemudian dipelajari oleh pihak-pihak terkait.
Ketika disinggung potensi kepentingan dugaan bahwa AM Hendropriyono terlibat dalam pemufakatan jahat pembunuhan aktivis HAM, Munir, Puri memberi alasan. Dia menegaskan bahwa selama hidupnya, Munir sering melakukan advokasi korban pelanggaran HAM masa lalu yang diduga melibatkan Hendropriyono sebagai pelakunya. Munir juga kerap menerima teror.
"Kami yakin sekali karena Munir dengan Hendropriyono itu dahulu sering bertentangan dalam kasus yang diadvokasi oleh almarhum Munir. Kasus Talang Sari, penghilangan paksa dan lainnya itu ada hubungannya semua dengan Hendro (Hendropriyono) kan," katanya.