Jokowi Turun ke Kemenhub Dinilai Bukti Teladan Kerja
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi lokasi operasi pemberantasan pungli (OPP) di Kementerian Perhubungan pada Selasa malam, 11 Oktober 2016 yang lantas menjadi perhatian sejumlah pihak. Jokowi yang menyambangi Kemenhub dinilai terlalu berlebihan bahkan ‘turun gunungnya' Jokowi menurut Wakil Ketua DPR Fadli Zon bisa menjadi upaya pengalihan isu.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Johnny G Plate menampik anggapan adanya upaya pengalihan isu tersebut. Â
"Kalau bilang isu ada banyak isu di Republik ini, kenapa harus pungli (pungutan liar) sebagai pengalihan isu. Tidak. Tapi Presiden mau menunjukkan pada masyarakat ini bukan keputusan di ruang rapat. Ini keputusan untuk dioperasionalkan di lapangan, untuk itu Presiden datang," kata Johnny di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2016.
Menurutnya, Jokowi memang bukan model Presiden yang tinggal diam duduk di belakang meja namun dia harus turun ke lapangan. Langkah tersebut dinilai sebagai bukti Presiden ingin memberikan teladan.
"Karena tidak gampang, Presiden tampil di depan. Usaha pemberantasan pungli ini kan bukan baru setahun tapi berpuluh tahun tidak selesai karena sudah begitu rumit dan kompleks maka perlu ditunjukkan secara nyata," kata Johnny.
Menurutnya, langkah Presiden tersebut harus diikuti oleh para kepala daerah agar tak segan-segan turun tangan ke lapangan. Bahkan anggota DPR yang memiliki fungsi pengawasan juga dinilai selayaknya seperti Jokowi. Â
"Pungli secara struktural tidak hanya di kantor tapi juga di pinggir jalan, sepanjang jalan trans Sumatera, di kantor kecamatan, kabupaten, rumah sakit, semua yang terkait dengan pelayanan publik, di pelabuhan, bandara," kata Johnny.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan kehadiran Presiden Jokowi dalam OPP terhadap sejumlah pejabat di Kementerian Perhubungan dapat menyebabkan gagal fokus atas substansi yang seharusnya. Ia menilai justru masyarakat akan menjadi bertanya-tanya jika aksi Presiden ini bermaksud menutupi isu tertentu dan juga sebagai bentuk pencitraan.