Haji Lulung Konsisten Tolak Ahok
- Fajar GM - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP), Abraham Lunggana atau sapaan Haji Lulung mengaku tetap konsisten untuk tidak mendukung pasangan calon Basuki Tjahaja Prunama dan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Wakil ketua DPRD DKI Jakarta ini juga menegaskan sikapnya selaku politisi selalu konsiten atas jalan dan pilihan yang telah dia ambil. Dia menyebut, dalam dunia politik harus jelas di posisi hitam atau putih.
"Buat saya yang namanya politik itu harus hitam putih, dukung atau tidak mendukung saya tidak mau dianggap abu-abu sikap saya jelas dan masih konsisten untuk tidak mendukung Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta 2017 Karena semua umat yang selama ini mendukung saya agar mengetahui sikap politik saya," kata Lulung melalui keterangan persnya secara tertulis yang diterima VIVA.co.id, Jakarta, Jumat 7 Oktober 2016.
Kendati demikian, Lulung menghargai dan menghormati sikap politik yang diambil oleh DPP PPP, yang mendukung pasangan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Menyikapi sikap politik DPP PPP yang mendukung pasangan Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta maka dengan ini saya menghormati dan menghargai keputusan DPP PPP," ucap Lulung.
Lulung menerangkan, bahwa sikapnya untuk tetap konsisten dengan prinsip untuk tidak mendukung Ahok-Djarot, merupakan bagian dari hak politiknya selaku warga negara Indonesia.
Lulung menegaskan, hingga sekarang, dia tetap konsisten sebagai simbol dari perlawanan terhadap Ahok. Sebab, hal itu menurut dia, sudah diketahui oleh seluruh warga DKI dan juga banyak diketahui oleh rakyat di Indonesia.
"Sebagai warga negara Indonesia saya mempunyai hak politik yang berbeda dengan keputusan partai. Sampai hari ini saya masih konsisten sebagai lambang perlawanan terhadap Ahok dan selama ini masyarakat Jakarta, Indonesia pada umum sudah mengetahui bentuk perlawanannya," paparnya.
Sepeti deketahui, PPP kubu Djan Faridz memutuskan untuk mendukung pasangan calon Basuki Tajahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Dukungan itu, kata dia diambil setelah perdebatan yang cukup panjang. Keputusan itu diambil berdasarkan hasil keputusan rapat pleno DPP PP pada tanggal 4 Oktober 2016 dan juga sesuai dengan keputusan pada silaturrahmi nasional PPP yang dihadiri seluruh DPW PPP se-Indonesia pada 6 Oktober 2016.