Pasangan Ini Fokus pada Isu Kesejahteraan di Pilgub Sulbar
- VIVA.co.id/ANTARA FOTO
VIVA.co.id - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Mayjen TNI (Purnawirawan) Salim S. Mengga dan Hasanuddin Mashud, punya alasan mendasar maju di Pilkada. Keduanya memiliki kesamaan pandangan, terkait berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat dan ingin segera dibenahi bersama.
Salim mengatakan, saat ini tingkat kesejahteraan masyarakat Sulbar tergolong rendah. Hal itu ditunjukkan, salah satunya, dengan indikator dalam indeks pembangunan manusia (IPM) yang jauh berada di bawah rata-rata nasional.
"Nilai IPM kita baru 62,96 persen, di bawah rata-rata nasional 69,55 persen. Dan, semua indikator dalam IPM kita berada di bawah nasional," kata Salim dalam keterangan tertulisnya, Rabu 5 Oktober 2016.
Ia mencontohkan, indikator pendidikan yang diukur dari rata-rata lama sekolah (RLS) dan harapan lama sekolah (HLS). RLS Sulbar hanya 6,94 tahun, dibanding nasional yang sudah 7,84 tahun.
"Artinya, rata-rata lama sekolah masyarakat Sulbar hanya kelas enam SD (sekolah dasar)," ujarnya.
Begitu juga, indikator kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup (AHH). Rata-rata AHH Sulbar 64,22 tahun, saat lahir berada di bawah rata-rata nasional yang sudah 70,78 tahun.
"Pengeluaran perkapita, atau daya beli juga begitu. Belum lagi, bicara tingkat kemiskinan yang tinggi mencapai 11,90 persen di atas rata-rata nasional," urainya.
Karena itu, ia bersama Hasanuddin Mashud bertekad mengatasi persoalan tersebut dengan sejumlah program pro rakyat. Menurutnya, program tersebut bertumpu pada pengembangan sumber daya lokal secara maksimal dan berkelanjutan.
"Kita punya potensi alam luar biasa. Hanya saja, pengelolaannya kurang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Nah, inilah yang akan kita ubah. Kesejahteraan masyarakat harus jadi prioritas pembangunan," tuturnya.
Sementara itu, calon Wakil Gubernur Hasanuddin Mashud menyatakan, bila terpilih nanti, dia akan fokus pada pengembangan ekonomi kerakyatan. Yakni, pengembangan potensi alam dengan pengawalan manajemen pengelolaan mulai hulu sampai hilir.
"Yang terjadi selama ini, tidak ada pengawalan menyeluruh. Produk petani dijual dengan harga murah, padahal sesungguhnya bisa lebih dari itu," ujarnya.
Hasan melihat, kebijakan terkait pengelolaan pertanian jadi kunci meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Ia paham betul, bagaimana meningkatkan nilai tambah pertanian bagi perekonomian masyarakat.
"Insya Allah, dengan modal pengalaman saya sebagai pengusaha, saya bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat Sulbar," kata Hasan. (asp)