Agus Yudhoyono: Ganteng Saja Tak Cukup untuk Jadi Gubernur

Pasangan calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kiri) dan calon wakil gubernur Sylviana (kanan) mengacungkan jempol saat akan menjalani tes bebas narkoba di kantor Badan Narkotika Nasional, Jakarta, Minggu (25/9).
Sumber :
  • ANTARA/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id - Agus Harimurti Yudhoyono sepakat bahwa ganteng saja tidak cukup untuk menjadi gubernur. Agus sepakat bahwa untuk menjadi Gubernur DKI juga dibutuhkan seseorang yang mempunyai kinerja dan kemampuan yang mumpuni karena akan memimpin ibu kota negara.

Cara Ini yang Menurut Legislator Demokrat Fathi Bisa Cegah Masyarakat Terjerat Pinjol Ilegal

"Saya juga setuju tak cukup dengan penampilan fisik. Walaupun itu kembali ke pribadi masing-masing," kata Agus di Cibubur, Depok, Jawa Barat, Senin, 3 Oktober 2016

Menurut Agus, memang diperlukan kemampuan yang cukup. Tetapi sampai saat ini beberapa masyarakat juga melihat seorang pemimpin dari penampilan, tutur kata dan juga sopan santun.

Menko AHY Tuntut Kemenhub Tertibkan Truk ODOL Demi Keselamatan Pengendara

"Tentu tak akan hilang melihat sesuatu dari luarnya dan tutur kata," ujarnya.

Agus mengatakan, menjadi pemimpin harus mempunyai kapasitas yang baik, dan itu dibangun bukan hanya dalam waktu singkat dan seketika. Tetapi perlu dilakukan seterusnya.

Andi Mallarangeng Endus Ada Politik Kotor di Pilkada Sulut: Mari Kita Kawal

"Tapi akhirnya memimpin organisasi, tentu dibutuhkan kapasitas, yang dibangun tak seketika tetapi over time. Terus-menerus. Saya juga bisa menawarkan sesuatu kepada publik," ujarnya.

Sebelumnya, mantan kader Partai Demokrat, Tridianto, mengungkapkan bahwa 'jualan' ganteng bukan kali ini saja digunakan oleh Partai Demokrat. Saat Pilpres dahulu, SBY juga menggunakan cara yang sama.

"Dahulu zaman kampanye Pilpres Pak SBY, salah satu jualannya adalah pilih yang ganteng. Itu tak salah, tapi tak mendidik," kata Tridianto saat berbincang dengan VIVA.co.id, Minggu, 2 Oktober 2016.

Tri menilai memilih pemimpin yang menjadi dasar seharusnya adalah kemampuan. Bukan soal fisik atau tampang seseorang.

"Jadi, pilihlah yang mampu. Ganteng kalau tidak mampu, ya malah jadi beban rakyat. Ganteng kalau mampu, itu lebih mantap," kata sahabat mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya