Reformasi Dikritik Lahirkan Kesenjangan Setelah 18 Tahun
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Terorisme menjadi ancaman serius bagi seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Pemerintah pun menyatakan perang terhadap berbagai bentuk kejahatan tersebut.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Zulkifli Hasan, menilai radikalisme, terorisme, dan aksi-aksi inteloran, muncul karena mengabaikan benteng pertahanan dan nilai-nilai luhur ke-Indonesia-an. Misalnya saja Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Untuk itu saya mengajak agar nilai-nilai ke-Indonesia-an yang luhur dijadikan budaya kehidupan dan perilaku kita sehari-hari," kata Zulkifli di Gedung DPR, Kamis 29 September 2016.
Saat ini, kata dia, setelah 18 tahun reformasi, demokrasi justru melahirkan kesenjangan yang tinggi. Menurutnya, Itulah salah satu lahan subur lahirnya radikalisme, terorisme, dan lain-lain.
"Mereka yang tidak mendapatkan keadilan baik dalam konteks sosial maupun ekonomi bisa melakukan tindakan-tindakan ekstrem atau yang lazim disebut terorisme," kata Zulkifli.
Zulkifli menambahkan, apabila ketidakadilan dalam konteks sosial dan ekonomi masih terus terjadi maka sedikit demi sedikit pondasi bangsa akan rapuh.
Â
(ren)