Hayono Mengaku Sudah Sering Membelot Demokrat
VIVA.co.id – Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) meminta kader yang tak mendukung kebijakan partai untuk mundur. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman yang merasa ditunjuk hidungnya meminta Ibas tidak reaktif menyikapi masalah perbedaan pendapat ini.
"Mestinya perbedaan pendapat bisa diterima. Dulu saya enggak diapa-apain waktu dukung Jokowi di Pilgub. Padahal partai dukung Fauzi Bowo. Dan, di Pilpres saya dukung Jokowi padahal partai dukung Prabowo. Kok sekarang bisa beda," kata Hayono saat dihubungi, Rabu 28 September 2016.
Menurut, Hayono perbedaan merupakan hal wajar, apalagi itu menyangkut pilihan."Di sini saya berpandangan partai tidak seharusnya mengebiri anggota partai," ucapnya.
Hayono mengingatkan, Ibas seharusnya mengikuti alur organisasi partai. Dan tidak begitu saja mengeluarkan surat teguran pada kader yang menolak mendukung pasangan, Agus-Sylviana. Sikap Ibas dia nilai justru mengubah tradisi yang ada di partai Demokrat selama ini.
"Jadi sekarang tergantung tradisi dan budaya di Partai Demokrat. Apakah akan seperti PDIP semua keputusan ada di Ketua Umum dan harus diikuti kadernya," ujar Hayono.
Meski begitu, Hayono mengakui kondisi dan posisi Ibas yang mengeluarkan teguran keras dan meminta kader mundur bila tidak sejalan fatsun partai. "Sekali lagi saya dapat memahami karena kan yang maju kakaknya (Ibas), namun harus ada prosedur organisasi," tegasnya.
Hayono mengaku telah berkomunikasi dengan Komisi Pengawas partai Demokrat terkait sikapnya yang menolak mendukung pasangan Agus-Sylviana.
"Saya juga sudah diundang oleh Komisi Pengawas. Saya kira tentang masalah ini. Saya bisa mengerti. Saya akan datang," katanya.