Anggota DPR Nilai Wajar Jika Publik Belum Percaya Polri
- VIVA.co.id/ Syaefullah.
VIVA.co.id – Anggota Komisi III DPR, Erma Suryani Ranik, menanggapi hasil survei lembaga Center for Strategic and International Studies, yang menunjukkan rendahnya tingkat kepercayaan publik pada institusi kepolisian. Kepolisian menempati urutan ketiga dari bawah dengan 69,7 persen publik yang percaya pada institusi ini.
"Saya kira survei ini bagus dijadikan sebagai salah satu alasan untuk jajaran Polri melakukan introspeksi dan konsolidasi, agar dapat memperbaiki diri," ujar Erma saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu, 14 September 2016.
Menurutnya wajar Polri berada di bawah. Sebab tingkat pertemuan anggota Polri, yang jumlahnya mencapai 450 ribuan di seluruh Indonesia, dengan masyarakat sangat tinggi.
"Tentu saja dari 450 ribuan orang pasti ada yang mengecewakan masyarakat. Misalnya soal kecepatan dan profesionalisme aparatur dalam mengungkapkan kasus-kasus masyarakat, baik yang kecil-kecil. Misalnya pencurian sepeda motor. Kalau terungkap pasti akan menimbulkan rasa puas masyarakat karena bisa memberikan rasa aman," kata Erma.
Begitu pun dengan kasus yang besar, dan menyangkut hajat kehidupan orang banyak. Contohnya kebakaran hutan. Dia meminta Polri mau menyiapkan anggaran untuk meningkatkan kapasitas anggota sampai tingkat Polsek, dalam hal menyelidik dan menyidik kasus kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan korporasi.
Dalam survei CSIS yang dilakukan pada 8 - 15 Agustus 2016 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur pada seribu responden di 34 provinsi, 69,7 persen responden percaya dengan Polri, 29,7 persen tidak percaya, dan 0,6 lainnya tidak tahu atau tidak menjawab.
Secara berurutan, tiga lembaga yang paling dipercaya publik berdasarkan survei ini adalah TNI, Presiden, dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Sementara yang paling tidak dipercaya adalah Polri, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat.