Kebijakan Kontroversial Arcandra Selama 20 Hari Menteri
- ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Supratman Andi Agtas mengingatkan soal etika yang dipermasalahkan terhadap mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar. Selain soal warga negara Amerika yang pernah dimilikinya, Supratman mengingatkan kebijakan Arcandra yang sangat berpihak kepada Amerika saat menjabat menjadi menteri selama 20 hari.
"Ada satu alat uji. Pada waktu 20 hari beliau menaikkan ekspor nilai konsentrat Freeport dari 1,03 juta ton menjadi 1,40 juta ton. Itu baru dalam 20 hari," kata Supratman dari Fraksi Partai Gerindra kepada tvOne, Selasa 13 September 2016.
Dia menilai sejumlah kebijakan yang sempat diambil Arcandra juga perlu ditelusuri lebih lanjut. Supratman karena itu mengingatkan bahwa loyalitas Arcandra masih perlu diuji jika memang dia kembali direncanakan menjadi menteri di Kabinet Kerja.
"Walaupun itu hak subjektivitas Presiden namun harus ada pertimbangan memberikan ketenangan bagi Republik ini," kata dia lagi perihal memilih menteri.
Hal tersebut disampaikannya menyusul pemberian warga negara Indonesia kembali kepada Arcandra setelah mantan Menteri ESDM itu melepaskan statusnya sebagai warga negara Amerika dan sempat dalam kondisi tanpa kewarganegaraan.