Ini Alasan Ridwan Kamil Pakai Baju Merah di Acara PDIP
- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil akhirnya mengungkapkan alasan kehadirannya di sekolah partai calon kepala daerah yang diselenggarakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Wisma Kinasih, Tapos Depok Jawa Barat, Selasa, 30 Agustus 2016.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga menyampaikan alasanya kenapa mengenakan kemeja merah yang identik dengan warna partai tersebut.
“Saya seperti biasa amanat dari orangtua, kalau ada yang minta berbagi ilmu enggak boleh nolak jadi siapa pun yang undang saya pasti datang, spesifik karena undangannya dari PDI-P tentang bagaimana nilai-nilai trisakti Bung Karno diterapkan di Bandung, tentunya itu materi saya,” ujar Ridwan Kamil yang sempat cukup lama berdialog dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno Putri di tempat tersebut.
Ridwan Kamil menambahkan, karena yang mendengarkan calon-calon kepala daerah, maka ia pun berharap materi yang diberikannya itu dapat dijadikan acuan sehingga siap ketika telah menjadi seorang pemimpin.
“Karena di sini calon-calon bupati atau gubernur tentu jadi pelajaran agar jika terpilih bisa lari jangan berpikir terlalu lama. Ini hanya kelas antara dosen tamu dengan muridnya. Kenapa bajunya merah, karena permintaan panitia sebaiknya merah menyesuaikan saja, saya menghormati request panitia,” katanya beralasan.
Di kesempatan itu pula, Emil kembali menegaskan bahwa dirinya tidak akan maju dalam ajang Pilkada DKI 2017 nanti. “Untuk Jakarta sudah saya putuskan tidak maju, Jabar juga masih lama. Komunikasi dengan PDI-P bagian dari proses. Saya kira saya fokus pada apa yang sudah saya putuskan.”
Sementara itu, sang Ketum PDIP-P Megawati memilih bungkam ketika dicecar sejumlah awak media. Ia seolah menunjukan buktinya bahwa tidak akan memberikan pernyataan apa pun pada media.
“Nanti pasti kalian akan tanya soal Ahok. Ahok terus apa enggak ada yang lain apa. Enggak mau saya jawab,” kata Mega saat menyampaikan isi pidatonya sambil melirik ke arah wartawan sebelum akhirnya pulang tanpa sepatah kata.
(mus)