Guru Dipukul, Anggota DPR Singgung HAM Kebablasan
- U-Report
VIVA.co.id – Profesi guru belakangan ini kerap menjadi objek sasaran baik kekerasan fisik maupun upaya kriminalisasi melalui jalur hukum. Baru-baru ini kasus penganiayaan kembali terjadi terhadap seorang guru di SMKN 2 Makassar yang lalu menjadi perhatian publik. Kasus ini juga mendapat perhatian dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Secara umum penghormatan kepada guru menurun dari kalangan anak dan masyarakat. Penurunan ini makin bertambah ketika ada kasus-kasus hukum guru yang diadukan oleh masyarakat dan diterima oleh aparat hukum," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Sodik Mujahid di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat 12 Agustus 2016.
Politikus Partai Gerindra ini menilai maraknya guru menjadi sasaran kekerasan dan korban hukum adalah hasil dari salah tafsirnya kampanye mengenai hak asasi manusia (HAM) dan hak asasi anak tersebut. Hak yang dipahami ibarat kebablasan.
"Ada dampak atau bias dari kampanye kesadaran HAM dan hak anak," ujar Sodik.
Selain itu, Sodik menilai didikan moral dari rumah dan lembaga keagamaan juga kurang diberikan kepada anak. Hal itu yang membuat anak kurang bisa menghomarti orang luar termasuk gurunya sendiri.
"Didikan akhlak hormat kepada guru memang berkurang karena makin banyak anak yang kurang didikan moral di rumah dan kurang didikan di masjid atau madrasah atau gereja dan lain-lain," lanjut Anggota yang bertugas di komisi yang mengurusi sosial, agama, perempuan dan anak itu.