PDIP: Risma Berat Meninggalkan Surabaya

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Zumrotul Abidin

VIVA.co.id - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Eriko Sotarduga, meminta publik tidak menafsirkan permintaan maaf Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini kepada warga Sidotopo, sebagai bentuk pamitan. Sebaiknya, kata Eriko, pernyataan itu dikonfirmasikan langsung ke Risma.

"Selama ini beliau berat untuk meninggalkan masyarakat Surabaya," kata Eriko saat dihubungi, Kamis, 4 Agustus 2016.

Seandainya Risma benar-benar bersedia maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Eriko menilai hal ini akan menjadi sinyal positif bagi PDIP. "Dari tiga skenario memang nama beliau (Risma) ada. Kader murni, kader kami," ujar Eriko.

Eriko menambahkan, sejauh ini belum ada komunikasi antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Tri Rismaharini. Menurutnya, komunikasi terakhir Megawati dengan Risma terjadi pada saat kunjungan Megawati ke Surabaya pada awal Mei 2016 lalu.

Saat ditanya keputusan akhir PDIP soal kemungkinan pengusungan Risma dalam Pilkada DKI Jakarta, Anggota DPR RI ini tak menjawabnya secara gamblang. Tapi ia menjelaskan calon yang akan diusung PDIP pastinya memiliki rekam jejak yang jelas dan berprestasi.

"Dari kader, ada Risma, Djarot, Hasto Wardoyo, Ganjar. Ini terkait konstelasi nasional, Indonesia mini. Harus berhati-hati, betul-betul dipertimbangkan," kata Eriko.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma sempat meminta maaf pada warga Sidotopo saat peluncuran Kampung KB di RW XII Sidotopo Jaya, Semampir, Surabaya, Kamis pagi.

Mensos Saksikan Penyaluran Bansos Beras dan BST Tahap VII di Surabaya

Pernyataan itu dikait-kaitkan dengan digadang-gadangnya Risma menjadi salah satu bakal calon gubernur DKI Jakarta.

"Saya mohon maaf kepada warga Surabaya, maupun seluruh SKPD, karena ini adalah hari-hari terakhir saya," kata Risma.

Namun, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser membantah pernyataan Risma itu sebagai sinyal akan pamitan kepada warga Surabaya. Menurutnya, pernyataan Tri Rismaharini tak lebih dari sekadar maaf lahir batin di Bulan Syawal.

"Itu dipelintir. Kebetulan saya di lokasi. Saya punya rekaman. Ibu katakan di ujung akhir bulan Syawal, ibu menyampaikan permohonan maaf lahir batin atas pelayanan, mulai dari tingkat camat, lurah. Itu terkait bulan Syawal. Bukan pilgub (pemilihan gubernur) DKI," kata Fikser saat dihubungi pada Kamis, 4 Agustus 2016.

Ia mengaku heran permintaan maaf tersebut kemudian menjadi ramai diperbincangkan. Fikser memastikan punya bukti kalimat lengkap bahwa hal tersebut terkait hari terakhir bulan Syawal. (ase)