Henry Yoso Sama Sekali Tak Percaya Omongan Freddy Budiman
- VIVA.co.id/Muhammad Iqbal
VIVA.co.id - Keterangan mendiang Freddy Budiman yang dieksekusi mati akhir Juli 2016 lalu, hingga saat ini masih menjadi kontroversi. Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Henry Yosodiningrat menyatakan masih meragukan pengakuan Freddy seperti yang dituturkan oleh Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Haris Azhar.
"Orang yang bercerita sosok Freddy Budiman, orang yang kami tahu sendiri tindak pidana yang dia lakukan, bagaimana jahatnya dia," kata Henry ketika dihubungi lewat sambungan telepon, Kamis 4 Agustus 2016.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga mempertanyakan soal alasan Haris baru mengungkapkan hal tersebut belakangan. Padahal pernyataan Freddy tersebut sudah disampaikan beberapa tahun lalu. "Saya enggak bisa menilai alasan itu tadi, kenapa baru sekarang," ujarnya.
Sebelumnya, Haris Azhar mengatakan, dia baru mengungkapkan pengakuan Freddy tersebut karena pada tahun 2014 masih terjadi hiruk-pikuk Pemilu dan adanya konflik "Cecak dan Buaya" jilid III antara Polri dan KPK. Oleh karena itu dia khawatir publik tidak akan memberi perhatian atas pengakuan gembong narkoba tersebut.
"Kenapa baru sekarang bicara. Kalau saya luncurkan ketika Freddy Budiman masih hidup, tidak akan diperhatikan juga. Secara alur kalau kita telusuri makan waktu empat sampai lima bulan. Saya ketemu Freddy di tengah kampanye yang panas. Bicara sama SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) enggak ada gunanya. Kami tunggu rezim politik apa yang terpilih," ujar Haris.
Terkait publikasi pengakuan itu, Haris juga sudah dilaporkan Divisi Hukum Mabes Polri, Tentara Nasional Indonesia dan Badan Narkotika Nasional ke Bareskrim Polri atas tuduhan pencemaran nama baik.
Pengakuan Freddy Budiman yang dipublikasikan Haris menyoal adanya pejabat di institusi-institusi tersebut yang disebut melindungi bisnis narkobanya. Bahkan Freddy mengaku kerap diperas oleh aparat.