Dua Skema Koalisi Gerindra Hadapi Pilkada DKI Jakarta
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Ketua penjaringan bakal calon Gubernur DKI dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Syarief, mengatakan Partai Gerindra terus melakukan komunikasi politik dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Hal itu dilakukan untuk merajut koalisi pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta 2017 mendatang.
Syarief menyebut jika koalisi PDIP dengan Partai Gerindra kembali terulang seperti Pilkada DKI 2012 silam, Sandiaga Salahudin Uno akan dipasangkan untuk menjadi calon wakil Gubernur dengan calon Gubernur dari PDIP.
"Kalau skema kami berkoalisi dengan PDI Perjuangan, Pak Sandi akan dipasang kosong dua (calon wakil Gubernur DKI Jakarta)," kata Syarief usai diskusi SindotrijayaFM dengan topik 'KTP untuk teman Parpol' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Juli 2016.
Syarief menjelaskan, saat ini Gerindra sudah mempersiapkan dua skema. Pertama, berkoalisi dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri.
Dia menegaskan, jika koalisi dengan PDIP tidak terjadi, pihaknya akan tetap mengusung Sandiaga Uno menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
"Kita ada dua skema. Skema koalisi dengan PDIP atau tidak dengan PDIP. Kalau enggak bersama dengan PDIP, Pak Sandi kita tawarkan nomor satu (calon Gubernur)," ucap Syarief.
Dia menjelaskan, jika skema pertama terwujud, kemungkinan ada tujuh partai yang akan menjadi koalisi, yakni PDIP, Gerindra, PKS, Demokrat, PAN, PKB dan PPP.
Sementara terkait siapa yang akan dicalonkan menjadi calon gubernur akan diserahkan sepenuhnya kepada PDIP.
Skema kedua jika tidak jadi berkoalisi dengan PDIP, Sandiaga tetap akan menjadi calon Gubernur. Sedangkan untuk pendamping Sandiaga Uno akan diserahkan kepada partai koalisi.
"Komunikasi dengan PKS, Demokrat, PAN, PKB dan PPP terus dilakukan. Sudah 80 persen komunikasinya," ucapnya.