Fadli Zon Ungkap Tiga Faktor yang Buat Terorisme Menguat
- Yasin Fadilah - VIVA.co.id
VIVA.co.id - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, mengapresiasi keberhasilan Satuan Tugas Operasi Tinombala dalam melumpuhkan jaringan teroris Santoso di Pegunungan Tambarana, Palu, Sulawesi Tengah. Fadli berharap, tewasnya Santoso dapat melumpuhkan kelompok teroris yang dipimpinnya.
"Abu Wardah alias Santoso merupakan buronan teroris yang paling dicari kepolisian Indonesia," kata Fadli dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 20 Juli 2016.
Menurut Fadli, beberapa tindakan kriminal yang dilakukan Santoso antara lain turut merencanakan bom bunuh diri di Polres Poso tahun 2013, yang diikuti ledakan serupa di Mapolres Palu dan Mapolres Palu Timur.
Kemudian pada 2014, di Pos Polmas Pantango Lembah. Aksi bom lain yang melibatkannya adalah bom pos Natal pasar sentral Poso.
"Santoso juga mengaku sebagai bagian dari jaringan ISIS di Indonesia," kata Fadli.
Ia menekankan pentingnya pendekatan yang lebih holistik dalam memberantas terorisme di Indonesia. Sebab, ada tiga hal yang mendorong menguatnya terorisme.
Pertama yaitu faktor domestik, seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, serta perlakuan hukum yang tidak adil.
Kedua yaitu faktor internasional. Dikarenakan terorisme sudah menjadi transnasional isu maka kelompok teroris juga memiliki jaring internasional yang cukup kuat dalam mendukung aspek logistik, pendanaan, dan juga ikatan emosional.
Ketiga yaitu faktor kultural. Fadli menjelaskan masih banyak ditemukan pemahaman yang sempit dalam menerjemahkan nilai-nilai agama yang berkembang di tengah kelompok masyarakat.
Ia menilai terorisme tidak cukup diselesaikan dengan upaya Penindakan saja, namun juga Pencegahan. Sehingga, terorisme tidak hanya cukup diselesaikan dengan upaya Penindakan saja. Namun juga dibutuhkan upaya Pencegahan.
"Pendekatan criminal justice system terhadap kelompok teroris harus diiringi dengan pendekatan ekonomi, sosial, dan budaya dalam kerangka pencegahan agar tidak terulang lagi ke depannya," kata Fadli.