Ditanya Soal Tahun Politik, Ini Jawaban Calon Anggota KPI
- abc.net.au
VIVA.co.id – Para calon anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ditanya soal respon mereka menyikapi tahun politik saat kepemimpinan mereka ketika terpilih. Tahun politik yang dimaksud adalah tahun penyelenggaraan pemilu yang membuat televisi dan radio ramai dengan program siaran dan iklan politik.
Anggota Komisi I DPR fraksi PDIP, Evita Nursanty mengatakan ke depan para calon komisioner terpilih akan menghadapi tahun politik seperti pilkada dan pemilu. Pada tahun politik sebelumnya tepatnya saat pilpres 2014, KPI dianggap hanya memantau.
"Seakan-akan KPI dan pemerintah tidak berdaya. Tidak ada kehadiran keduanya, bagaimana ketika terpilih menghadapi ini ke depan. Apalagi beberapa bos media penyiaran juga bos partai politik," kata Evita dalam uji kelayakan calon anggota KPI di DPR, Jakarta, Senin 18 Juli 2016.
Menjawab pertanyaan tersebut, calon anggota Afrianto Korga mengatakan ia memiliki latar belakang sebagai komisioner di KPI daerah dan Komisi Pemilihan Umum daerah (KPUD). Sehingga secara pribadi telah terbiasa menghadapi tekanan politik dari iming-iming keuntungan hingga ancaman.
"Alhamdulillah saya bisa lalui dengan baik. Tekanan media saya alami apalagi terkait partai politik," kata Afrianto pada kesempatan yang sama.
Calon anggota KPI lainnya, Ade Bujaerimi mengatakan dalam undang-undang perseroan terbatas tidak ada aturan pemilik media harus orang tertentu seperti pengusaha, politisi atau masyarakat.
"Yang harus kita atur dalam beriklan dan penyampaian pesan-pesannya. Perlu ada persamaan pandangan antara KPU, KPI, dan dewan pers terkait pengaturan iklan politik baik dalam posisi normal dan tidak normal (saat pemilu)," kata Ade.