Keberadaan TKA di Indonesia Harus Saling Menguntungkan
- www.antaranews.com
VIVA.co.id – Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Agun Gunandjar Sudarsa mengatakan, masuknya para pekerja asing khususnya dari China ke Indonesia diharapkan menguntungkan kedua negara. Jika masih dalam konteks itu, Politikus Partai Golkar ini menilai hal itu masih dalam batas kewajaran.
"Semoga saja pikiran kritis hingga penolakan atas TKA (tenaga kerja asing) China di media sosial akhir-akhir ini tidak lepas dari kondisi global yang saling kebergantungan satu sama lain," kata Agun melalui pesan singkat, Senin 18 Juli 2016.
Selain itu, dalam hubungan kedua negara, maka kemampuan produksi, kemampuan SDM dan kapasitas ekspor impor nasional menjadi perhatian. Kadang kala dibutuhkan transfer barang hingga jasa untuk keahlian tertentu. Oleh karena itu harus dalam hubungan timbal balik yang sama-sama menguntungkan.
"Termasuk keberadaan TKI di belahan dunia, utama di China, harus jadi pertimbangan yang komperehensif menuju bangsa maju, modern, sejahtera," kata Ketua DPP Golkar ini.
Sementara itu Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri menyatakan, bahwa jumlah pekerja asing di Indonesia dari tahun ke tahun malah cenderung menurun. Bahkan, kata dia, jumlah TKI di China masih jauh lebih banyak dibandingkan jumlah pekerja China di Indonesia.
Hanif menuturkan, pekerja asing di Indonesia berada pada kisaran 70 ribuan orang dari semua negara atau sekitar 0,027 persen jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 257 juta. Angka itu juga sekitar 0,05 persen jika dibandingkan dengan angkatan kerja Indonesia tahun 2016 dengan jumlah sekitar 128 juta.
"Jika dibandingkan dengan tahun 2011, 2012 dan 2013, jumlah pekerja asing pada tahun 2014, 2015 dan 2016 cenderung menurun," kata Hanif.
Hal tersebut disampaikan Hanif guna membantah isu membanjirnya pekerja China ke Indonesia yang ditengarai sebagai kompromi atas kencangnya bantuan dana infrastruktur dari negeri Tirai Bambu.
(mus)