Anggaran Naik, Kapolri Baru Diminta Segera Tangkap Santoso
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id – Jenderal Polisi Tito Karnavian telah resmi dilantik sebagai Kepala Kepolisian RI (Kapolri), menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang masuk masa pensiun. Prosesi serah terima jabatan dua petinggi Polri itu pun telah dilakukan.
Anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu, berharap di bawah kepemimpinan Tito Karnavian, Polri dapat segera menutaskan masalah-masalah terorisme di Tanah Air. Di antaranya menangkap pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah dan kelompoknya.
"Dengan modal keberhasilan Pak Tito menangkap dan mengungkap jaringan terorisme Nurdin M Top dan Dr. Azahari Husin tahun 2005 dan 2009, publik berharap pada kepemimpinan Jenderal Tito dapat segera menangkap buronan teroris Santoso yang diduga masih berada di dalam hutan daerah Poso," kata Masinton saat dihubungi, Kamis, 14 Juli 2016.
Politikus PDIP ini melihat pengalaman Tito semasa menjadi anggota Densus 88 yang mampu memburu buronan teroris kakap sekelas Dr Azhari dan Noordin M Top akan menjadi modal dan bukti sebuah kegigihan dalam menjalankan tugas.
"Maka perburuan terhadap teroris Santoso dan kawan-kawan sepertinya tinggal menunggu waktu saja kapan ditangkapnya. Apalagi informasi belakangan ini bahwa kelompok Santoso sudah dalam posisi terjepit dan logistiknya semakin menipis," ujar Masinton.
Masinton menambahkan, Komisi III DPR telah menyetujui dukungan anggaran sekitar Rp1 triliun lebih dalam APBN Perubahan untuk Polri. Penambahan anggaran tersebut di antaranya untuk program kegiatan pemberantasan terorisme dan pencegahan gangguan keamanan nasional.
"Semoga tahun ini Polri berhasil menangkap buronan teroris Santoso. Sehingga tugas kepolisian selanjutnya bisa lebih fokus mendeteksi dan mencegah aksi-aksi terorisme," harapnya.
Sebelumnya, usai pelantikan di Istana Negara, Rabu kemarin, Jenderal Tito menegaskan perburuan terhadap Santoso dan kelompoknya akan jadi fokus utama. Menurutnya, pengejaran Santoso dan kelompoknya tidak bisa dibilang gagal meski hingga kini belum berhasil ditangkap.
"Itu tetap target utama kami (perburuan Santoso)," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 13 Juli 2016.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengatakan, justru dengan Operasi Camar dan Tinombala yang dilakukan sangat efektif. "Sejak ada Operasi Camar, Tinombala, kan tidak ada serangan lagi. Mereka tertekan. Dari 47 orang jadi tinggal 21. Itu operasi efektif," kata Tito. (ase)