Kapolri Baru Diminta Tekan Bentrok TNI-Polri
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA.co.id – Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah mendapat tongkat komando untuk memimpin Kepolisian RI. Sehari sebelumnya, Presiden Jokowi telah melantik Tito di Istana Negara untuk menggantikan Badrodin Haiti yang telah memasuki masa pensiun.
Komisi III kembali menegaskan bahwa reformasi Polri secara menyeluruh adalah pekerjaan rumah yang penting untuk dikebut Kapolri baru. Reformasi itu harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Sama seperti perintah Presiden Jokowi, Tito juga diminta untuk menjaga soliditas korps Bhayangkara.
"Kedua, menjaga soliditas korps, ini juga tugas yang tidak mudah, karena pengangkatan Pak Tito sebagai Kapolri telah melompati lima angkatan, akibatnya banyak senior yang harus dikoordinasikan dalam struktur, karenanya soliditas lembaga harus dikedepankan," kata anggota Komisi III, Aboe Bakar Alhabsy, di Senayan, Jakarta, Kamis, 14 Juli 2016.
Pekerjaan rumah ketiga menurutnya adalah sinergi dengan penegak hukum lain, seperti Kejaksaan, KPK maupun pengadilan. Sinergi ini tentu akan menentukan kualitas penegakan hukum di Indonesia.
Kemudian, Tito sebagai Kapolri baru juga wajib menjaga hubungan baik dengan TNI. Hal itu bisa dilakukan dengan komunikasi yang baik pada semua jenjang.
"Kapolri yang baru harus melakukan evaluasi agar bentrok antara TNI-Polri tidak terulang," ujar Aboe.
Pagi ini, Jenderal Badrodin Haiti resmi menyerahkan tongkat komando kepada Jendral Tito Karnavian. Penandatanganan serah terima jabatan dilakukan di lapangan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) -Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.