Pengamanan Ketat Usai Bom Solo Harus Terus Dipertahankan
- VIVA.co.id/Rebecca Reifi Georgina
VIVA.co.id – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ade Komarudin, menilai bahwa insiden ledakan bom di Solo terjadi dimungkinkan karena kurang siapnya intelijen maupun aparat penegak hukum.
Ade menyampaikan, pengamanan ketat karena itu harus diberlakukan di seluruh kota di Indonesia khususnya di pusat-pusat keramaian yang kerap menjadi sasaran pelaku teror.
"Intelijen kita, baik tentara maupun polisi harus betul-betul bekerja baik supaya tidak terjadi (ledakan)," kata Ade di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu 6 Juli 2016.
Ade juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah terikut dengan gerakan ideologi dan radikal sehingga bibit-bibit terorisme tidak berkembang. Selain itu kata dia, perlunya peningkatan sisi intelektual masyarakat akan bisa mencegah penyebaran paham terorisme.
"Orang tidak akan mungkin mau meledakkan diri kalau doktrinnya tidak kuat," lanjut dia.
Berbeda dengan Ade, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti sebelumnya membantah bahwa polisi kecolongan dalam insiden ledakan tersebut. Buktinya kata dia, tak ada korban tewas kecuali si pelaku bom bunuh diri.
"Ya kalau kecolongan korbannya banyak. Ini kan kami juga sudah antisipasi. Penambahan pengamanan tidak ada," ujar Badrodin di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa 5 Juli 2016.
(ren)