Peneliti LIPI: Jakarta Butuh Pemimpin yang Tidak Korup
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Nama Sjafrie Sjamsoeddin dengan Muhamad Idrus semakin santer diperbincangkan menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017. Duet keduanya digadang-gadang akan bisa menjadi kuda hitam dalam kontestasi Pilkada yang baru akan digelar pada Februari tahun depan.
Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengatakan bahwa jika memang koalisi antara Gerindra dan PKS terwujud, duet Sjafrie-Idrus layak menjadi calon gubernur alternatif, bahkan menjadi 'ancaman' pada Pilkada mendatang. Alasannya, kombinasi militer-sipil dinilai masih menjadi primadona di masyarakat.
"Kader-kader dari partai-partai yang ada saya rasa bagus-bagus. Semua memiliki peluang yang sama dengan partai lain untuk menang di Pilkada DKI," ungkap Siti di Jakarta, Jumat, 10 Juli 2016.
Menurut Siti, untuk memenangkan Pilkada Jakarta, para kandidat calon harus bisa mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat. Karena itu, perlu kiranya para calon tersebut turun ke masyarakat, agar tahu siapa yang dikehendaki mereka.
"Jika ingin bisa menang, harus bisa menganalogikan apa saja yang dibutuhkan masyarakat Jakarta, sosok pemimpin seperti apa yang mampu dipercaya dan meyakinkan masyarakat Jakarta. Karena masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang tidak korup, terbukti track record-nya, dan punya kapasitas mumpuni. Itulah yang akan menjadi pemenangnya," tegas Siti.
Sjafrie Sjamsoeddin merupakan tokoh yang diusung oleh Partai Gerindra. Kelahiran Makassar, 30 Oktober 1952, Sjafrie dikenal sebagai mantan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia dan juga Pangdam Jaya.
Sedangkan, Muhamad Idrus adalah tokoh muda asli Jakarta berusia 38 tahun dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Idrus merupakan warga sipil asli Betawi, saat ini menjabat sebagai CEO Kinan Group, Komisaris Independen di salah satu Perusahaan Asuransi, dan sebagai pemilik beberapa rumah sakit di Jakarta.
(ren)