Teman Ahok Diusir karena Kampanye, Ruhut Salahkan Singapura
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Dua relawan Teman Ahok tak boleh masuk Singapura akhir pekan lalu. Mereka tidak diperkenankan masuk setelah otoritas Singapura mengetahui mereka akan terlibat kegiatan politik di sana.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Demokrat yang juga pendukung Ahok, Ruhut Sitompul, menyayangkan perlakuan otoritas Singapura itu. Ia menilai ketakutan Singapura itu berlebihan.
"Indonesia ini negara demokratis. Teman Ahok itu datang ke Singapura untuk menemui WNI. Singapura itu sebenarnya takut saja tertular demokrasi Indonesia," kata Ruhut saat dihubungi, Senin, 6 Juni 2016.
Namun, Ruhut menilai peristiwa itu tidak akan mempengaruhi soliditas pendukung Ahok. Ia mengklaim hal itu malah akan memperkuat dukungan pada Ahok.
"Tidak ada masalah sama sekali. Malah Ahok semakin kuat," ujar Ruhut.
Ruhut selama ini mengaku sebagai pendukung Ahok. Namun, ia mengakui bahwa partainya belum menentukan akan mengusung atau mendukung siapa yang maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti.
"Belum ada keputusan (partai). Kalau saya jelas dukung Ahok," kata anggota Komisi III tersebut.
Seperti diketahui, Amalia dan Richard dari Teman Ahok, komunitas pendukung Ahok, dilarang masuk ke Singapura, Sabtu, 4 Juni 2016. Mereka akhirnya dideportasi ke Indonesia, Minggu, 5 Juni 2016.
Mereka hendak melakukan kegiatan pengumpulan KTP dan penggalangan dana untuk pasangan Ahok dan Heru Budi Hartono sebagai kandidat independen di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
Acara direncanakan digelar pada acara bazar makanan Indonesia yang diselenggarakan Warga Negara Indonesia (WNI) simpatisan Ahok di Singapura. (ase)