Mantan Ketua Umum PDI Soerjadi Wafat
- VIVA.co.id/Lilis Khalisotussurur
VIVA.co.id - Mantan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Soerjadi, wafat di Jakarta pada Sabtu pagi, 4 Juni 2016. Â Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia periode 1992-1997 itu meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina.
Jenazah Soerjadi disemayamkan di rumah duka di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Para tetangga, kerabat, saudara, dan sejumlah rekan seperjuangannya pun melayat ke rumah duka.
Mantan Sekretaris Jenderal DPR, Sri Sumarjati Haryanto, pun melayat ke rumah duka. Ia mengaku sempat menjenguk Soerjadi saat pria itu dirawat intensif Rumah Sakit Pusat Pertamina. Soerjadi mengalami gagal ginjal dan sempat rutin hemodialisis atau cuci darah. Gangguan ginjal itu ternyata berimplikasi ke komplikasi penyakit lain.
"Dia orangnya sangat tegas, dan beliau termasuk orang yang care (peduli). Beliau orang yang lurus. Tidak ada cacat apa pun. Kinerjanya kita acungi jempol," Sri saat ditemui setelah melayat di rumah duka.
Saat Soerjadi sudah tak menjabat sebagai pimpinan MPR, Sri masih suka berinteraksi dengan Almarhum karena tergabung dalam organisasi Segar atau Sehat Bugar. Mereka selalu mengobrol tentang persoalan bangsa dan negara setiap bertemu.
"Beliau orang yang sangat mumpuni memimpin rapat dan ambil keputusan," kata Sri.
Berdasarkan pantauan VIVA.co.id, kerabat Soerjadi terus berdatangan. Satu per satu kerabat yang datang bersalaman dengan keluarga dan mendoakan langsung jenazah di ruang keluarga.
PDI
PDI didirikan pada 10 Januari 1973 sebagai hasil penggabungan beberapa partai, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik.
Dalam tubuh PDI, massa terbesar berasal dari PNI, partai yang didirikan Sukarno dengan basis massa di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993, Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum. Namun, pemerintahan Soeharto tidak puas dengan terpilihnya Megawati sebagai Ketua Umum PDI. Megawati pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada 1996, yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum.
Pada 27 Juli 1996, Peristiwa 27 Juli, kelompok Soerjadi melakukan perebutan kantor pusat PDI dari pendukung Megawati. Peristiwa itu memperburuk citra Soerjadi sehingga massa PDI berkurang pada Pemilu tahun 1997. Sebagian besar massa PDIP berpindah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang lebih dikenal sebagai "Mega Bintang".