DPR Minta Ada Terobosan Pengelolaan Lapas
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id – Wakil Ketua Komisi III DPR, Desmon Junaidi Mahesa menyayangkan terjadinya kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Gorontalo yang terjadi pada Rabu dini hari, 1 Juni 2016. Dalam peristiwa tersebut seorang polisi ditikam narapidana yang belum diketahui pasti identitasnya.
"Persoalan hari ini yang paling vital menurut saya masalah sipir atau petugas," kata Desmond saat dihubungi pada Rabu 1 Juni 2016.
Buruknya pengawasan lapas, menurut Desmond, makin bertambah dengan penghuni lapas yang lebih dari kapasitas ideal. Kondisi demikian yang menurut politikus Partai Gerindra ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Jadi, di situ terjadi perdagangan. Di situ juga menjadi lapak perdagangan untuk tidur, narkoba, senjata, dan segala macam," ujarnya.
Dia memaparkan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly juga sudah mengakui ada kelemahan dalam hal para sipir saat melakukan tugas penjagaan lapas. Kondisi tersebut yang lalu menyebabkan tercetusnya ide pelibatan anggota TNI menjaga lapas ketika akan memasuki masa pensiun.
Â
Adanya kasus lapas rusuh, Desmond melanjutkan, menjadi peringatan bagi pemerintah. Sebab, setiap tahun anggaran untuk lapas selalu meningkat.
"Yang harus kami lihat secara objektif, berapa pertambahan penghuni lapas rata-rata per bulan dan per tahun, serta berapa jumlah sipir yang ada. Lihat persentasenya, kalau enggak seimbang berarti tinggal nunggu waktu buat rusuh lagi," kata dia.
Sebelumnya, Lapas Kelas II Gorontalo rusuh pada Rabu dini hari, 1 Juni 2016. Menurut informasi yang dihimpun, kerusuhan itu dipicu penikaman oleh seorang narapidana terhadap seorang anggota polisi. Kerusuhan pecah saat anggota polisi akan menangkap narapidana itu.