Menhan: Hubungan RI-China Jangan Diganggu
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta semua pihak, tidak merusak hubungan baik antara Indonesia dengan China. Walau pada Jumat 27 Mei 2016 lalu, kapal nelayan China diduga kuat mencuri ikan di Indonesia. Ryamizard mengatakan, biarkan persoalan ini diselesaikan secara hukum. Walau saat penangkapan oleh kapal Armabar TNI AL di perairan Natuna itu, muncul kapal Coast Guard China.
"Masalah itu jangan terlalu diungkit lah. Kenapa, kita kan baik-baik dengan China. Itu masalah yang ada ya diselesaikan secara hukum saja," kata Ryamizard, di Istana Negera, Jakarta, Senin 30 Mei 2016.
Ryamizard menjelaskan, persoalan seperti ini cukup diranah hukum saja. Tidak sampai diarahkan ke hubungna diplomasi. "Membangun hubungan yang baik itu susah," katanya.
Terlebih lagi, Presiden Joko Widodo sudah mengunjungi China. Sehingga, dengan hubungan baik itu Ryamizard berharap persoalan ini tidak dibesar-besarkan.
"Karena sudah baik, Pak Jokowi ke sana, kemarin juga Pak Luhut ke sana. Jangan sampai dirusak sama orang-orang di bawah yang nggak jelas gitu," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) TNI, berhasil menangkap kapal China yang diduga mencuri ikan di kawasan Natuna, pada Jumat, 27 Mei 2016.
Dalam keterangan resminya, awalnya kapal Indonesia yakni KRI OWA-354 sekitar pukul 13.30 WIB saat berpatroli di perairan Natuna, mendeteksi kapal di arena Zona Ekonomi Ekslusif atau ZEE Indonesia. Tetapi hanya berkecepatan 3,5 knot.
Setelah didata, maka terdeteksi kapal tersebut adalah kapal ikan. Lalu dilakukan pendekatan ke kapal tersebut. Namun, tiba-tiba kapal China itu menambah kecepatan menjadi 8 knot.
Sekitar pukul 14.50 WIB, KRI OWA-354 dengan pengeras suara memerintahkan untuk berhenti dan mematikan mesinnya. Tetapi, kapal ikan China itu tidak menghiraukan dan bermanuver menghindari kapal KRI.
KRI OWA-354 lalu mengejar dan mendekat lagi ke kapal China tersebut hingga berjarak 400 yards.
"Komandan memerintahkan untuk melaksanakan tembakan peringatan ke udara menggunakan laras panjang," ujar Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman, di Markas Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Jakarta, Sabtu, 28 Mei 2016.
Tembakan menggunakan 6 pucuk SAVZ masing-masing 2 butir amunisi hampa, 10 butir amunisi tajam, 2 pucuk SS-1 masing-masing 10 butir amunisi tajam. Lalu 4 mitraliur 12,7 mm masing-masing 10 butir amunisi tajam. Namun, tembakan itu tidak juga dihiraukan, dan kapal China itu menghindar dengan bergerak berputar.
Hingga pukul 15.30 WIB, tembakan peringatan kembali dilakukan oleh KRI OWA-354. Namun tetap tidak dihiraukan, dan kapal China itu mengambil langkah zig-zag.
"Komandan memerintahkan untuk melaksanakan tembakan ke arah buritan kapal atau ruang mesin," lanjutnya.
Namun tembakan-tembakan itu, kembali tidak dihiraukan dan berusaha menjauh dari KRI. Lalu tembakan juga diarahkan ke anjungan kapal. Namun kembali tidak dihiraukan oleh kapal ikan China ini.
Akhirnya diputuskan, diterjunkan Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS) yang bergerak dari lambung kiri KRI untuk selanjutnya melakukan penyergapan ke kapal China tersebut.
Sekitar pukul 17.00 WIB, tim berhasil naik ke kapal China itu dan melepaskan tembakan peringatan ke udara. Tujuh menit kemudian, kapal tersebut berhasil dikuasai sepenuhnya oleh tim.
Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman mengatakan, kapal itu memang diduga kuat mencuri ikan di wilayah Indonesia. Apalagi, ditemukan ikan yang masih segar, dan jenisnya identik dengan ikan yang ada di perairan tersebut.
Kapal China yang ditangkap bernama Gui Bei Yu dengan nomor 27088. Taufiq mengatakan, kapal besar itu bisa memuat sekitar 500 ton ikan. Setelah disidik, nantinya akan diserahkan ke Kejaksaan untuk diproses berdasarkan hukum Indonesia.